Wednesday, December 17, 2014

Impian dan Harapan

Hidup dalam sebuah impian mungkin dambaan semua orang. Siapa di dunia ini yang tidak suka bermimpi atau berkhayal ? Hanya manusia-manusia berkacamata tebal dan berkepala botak mungkin yang tidak suka bermimpi, tapi apakah mungkin orang-orang tersebut tidak suka bermimpi ? Aku rasa tidak. Setiap orang memiliki mimpi dan mereka pasti berupaya keras untuk menjadikanya nyata. Tak semudah itu. Saat khayalan atau impian melampaui jangkauan, terkadang manusia menyerah dengan keadaan. Keadaan selalu menjadi kambing hitam saat semua hal gagal. padahal bila kita berpikir lebih teliti lagi keadaan adalah hasil dari keadaan sebelum keadaan menjadi kambing hitam seutuhnya. Jadi apa atau siapa yang salah saat khayalan atau impian tidak bisa tercapai ? Orang lain ? Diri kita sendiri ? Setiap orang punya jawaban masing-masing dan mereka pasti bersikukuh atas jawabannya. Manusiawi.
Saat kulihat malam ini begitu gelap khayalanku seakan terbawa kedalamnya. Kedalam sebuah lorong hitam dan gelap. Betapa aku memimpikan setitik cahaya terang saat ini, barang hanya untuk menerangi jalanku yang begitu gelap dan sunyi. Hanya suara langkah dan nafasku yang bisaku dengar. Sebuah keadaan yang sangat kusesali tapi apa daya aku telah terlarut terlalu dalam. Terlambat sudah bila ku harus menyalahkan keadaan yang sepenuhnya kuputuskan sendiri. Sekilas ku melihat sebuah cahaya kecil, tidak begitu menyilaukan mata tetapi cukup untuk membuat semangat ku bangkit kembali. Ingin rasanya diriku berlari ke cahaya kecil itu, tetapi gelap dan sunyinya lorong membuatku ragu untuk berlari. Aku masih waras dengan akal sehatku, aku merasakan pijakanku tidak semulus yang mungkin orang lain pikirkan. Aku merasa menginjak banyak batu-batu keras yang tak terhingga jumlahnya. Batu-batu kecil tetapi berjumlah banyak sama saja dengan sebuah batu sungai yang besar dan kokoh, bisa saja mencelakakanku dengan sekejap mata bila diriku tak waspada. Akhirnya ku putuskan untuk berjalan perlahan sambil kukenali jalan yang ku tapaki. Sebuah perjalanan lambat yang memberikan harapan. Cahaya itu semakin dekat denganku, aku pun sedikit memicingkan mataku dan cahaya yang terlihat dari jauh begitu kecil saat semakin dekat dengan sunber cahaya, ternyata cahaya itu begitu besar dan menyilaukan mata. Membuatku lengah akan jalan yang kutapaki. Tak terasa cahaya itu pun sangat dekat dan menyilaukan. Aku pun mulai berlari kecil. Suara langkahku semakin cepat. jantungku juga berdebar tak karuan karena menemukan jawaban dari impianku. Tetapi karena terlalu bersemangat, kaki kiriku terantuk sebuah batu. Sebuah batu yang mestinya ku waspadai penuh. Diriku pun terjatuh dan cahaya itu pun pergi. Sebuah ironi klasik saat kelengahan menghancurkan segalanya. Hatiku pun remuk karena harapanku akan cahaya itu sirna begitu saja. Hilang tak berjejak seperti jejak langkah manusia di padang pasir terhapus badai pasir. Hilang sudah. Aku pun tertunduk lesu dalam sebuah lorong harapan yang gelap dan sunyi. Seakan alam tak sudi melihat diriku bahagia. Alam punya cara lain untuk menjawab impian dan harapan seorang manusia. Tergantung dari manusia itu sendiri bisa menerima atau tidak jawaban alam tersebut. Karena alam adalah hasil impian dan harapan Tuhan.

-Alta Titus-

Friday, December 12, 2014

the Coffee Shop (part 3)

hal yang langka. Anna sangatlah tidak percaya dengan kebetulan. tapi apakah ini sebuah kebetulan atau memang sudah rencana yang tersusun rapih oleh semesta mempertemukan mereka berdua lagi ? Anna masih bertanya-tanya dalam dirinya "apakah iya ? mungkin dia memang sering ke sini, dan aku memang sudah jarang ke sini maka dari itu aku jarang melihatnya ada di sini." Anna bergumam dalam hatinya.
"hei siapa dia Anna ? kau seakan melihat sesosok hantu saja sampai-sampai kau terpaku dan tidak mendengarkan ceritaku." Hujan mulai kesal karena tidak lagi di perhatikan oleh kawan lamanya ini.
"hah...hah....maaf Hujan, aku hanya terkejut saja melihatnya. apa kau percaya dengan kebetulan ?"
"iya siapa yang kau lihat ? kebetulan ? ya itu bisa saja terjadi, kau sendiri kan semesta memiliki caranya sendiri untuk mengecohkan rencana dari mahkluk di dunia yang di juluki manusia" Hujan kesal dan mulai memangku dagu ke tangannya.
"itu pria yang waktu itu aku bertemu di sini, Arthur. kau masih ingatkan ??" Anna masih penasaran dengan kata 'kebetulan'
"ohhh Arthur, yang mana orangnya ??" Hujan mulai penasaran dengan menengok ke belakang mencari-cari sosok pria yang membuat temannya seakan melihat manusia mati kembali bisa berjalan. dan Anna pun langsung menunjukan jari telunjuknya ke arah Arthur. Arthur pun tidak sadar bila di sana ada Anna sedang melihatnya tajam. Arthur langsung memesan segelas capucino tanpa menoleh ke kanan atau ke kiri. setelah pesananya datang Arthur pun langsung keluar dari Coffee shop itu.
Anna sedikit penasaran, dia ingin mengejar Arthur tapi dia masih memikirkan harga dirinya. "kenapa  ? kau ingin mengejarnya ? kejar lah dia tak usah kau pikirkan gengsimu itu. itu juga bila kamu mau" Hujan seakan tahu perasaan dari Anna yang ingin berdiri dan mengejar Arthur hanya untuk mengucapkan kata 'hai' saja. "Ah tidak, untuk apa ? mungkin nanti juga bertemu. sudahlah toh dia juga sudah pergi untuk apa aku harus mengejarnya ? yang ada aku akan kikuk dan yang terburuk adalah aku malah tidak bisa berkata-kata lagi. apa untungnya untuk ku ?" muka Anna memerah,  muka Anna seakan tidak bisa berbohong kalau ada sesuatu yang dia simpan dalam hatinya.
"bila kau tidak mau mengejarnya sekarang ? ya sudah itu adalah keputusanmu. semua hal tidak akan terulang dua kali." Hujan pun hanya tersenyum melihat Anna.
tak lama kemudian Arthur melewati jendela besar di sebelah tempat duduk Hujan dan Anna. Arthur pun tersenyum. dia pun melambaikan tangannya dan tersenyum kepadanya. "apakah aku boleh ikut duduk di sana ?" Arthur berkata di balik jendela besar yang tertutup. Hujan dan Anna pun memasang muka heran karena suara Arthur tidak terdengar jelas. akhirnya Arthur pun mengayunkan tangannya dan berjalan setengah berlari masuk kembali ke Coffee shop. Arthur menebarkan senyumannya saat masuk kembali ke dalam. "hei, aku tidak melihatmu saat masuk tadi, sejak kapan kau ada di sini ?" Arthur meletakan gelas kertasnya yang berisi capucino di meja Anna dan Hujan.
"euuuuuu...hmmmm....aku sudah sejak tadi di sini dan aku juga euuuu melihatmu saat masuk tadi." Anna menjawab sambil tergagap karena malu.
"mengapa kau tidak memanggilku ? maaf kan aku juga tidak melihatmu"
"euuu...tidak, aku hanya euuuu....ini kenalkan temanku Hujan"
"Hujan, nama yang bagus. Arthur" tangan Arthur dan Hujan pun saling bersalaman.
Hujan hanya menjawab degnan senyuman tipis. "maafkan aku, aku tidak bisa terlalu lama di sini karena klienku menunggu di kantornya." Arthur pun langsung mengangkat gelas kertasnya dan melambaikan tangan menandakan dia akan pergi. Anna hanya terpaku dan melambaikan tangan juga kepadanya.
"kebetulan ? apa iya kebetulan itu ada ? ahh tidak mungkin." Anna berbicara kepada Hujan.
"alam sudah merencanakan sesuatu yang di luar nalar kita Anna, tapi ya terserah lagi padamu apakah kau mau percaya atau tidak. sederhana bukan ?"
"iya memang sederhana tetapi hmm...tapi aku..."
"kenapa ? aku tahu apa yang kau rasa sekarang Anna hehe"
"apa  ?"
"kau tertarik padanya bukan ?? janganlah bohong pada dirimu sendiri Anna." Hujan tersenyum lagi sambil meminum segelas coklat panas yang dia pesan.
"hmmm...aku hmmmm...memang aku tertarik padanya tetapi aku masih belum bisa menerima orang baru secepat ini." Anna menutup mukanya dengan kedua tangannya. "hatiku masih pada pria yang dulu pernah singgah di hatiku selama beberapa tahun. tidak lah mudah melupakannya, tetapi Arthur seakan datang untuk memberikan cahaya baru kepada hatiku. semuanya terlalu cepat."
"apalah artinya cepat atau lambat bila semuanya akan sama saja ?" Hujan memegang tangan Anna lembut. Anna merasa hatinya tergelitik karena ada sesuatu yang dia rasa berbeda. rasa yang sama seperti saat dia bertemu pertama kali dengan pria yang sudah menikah dengan wanita lain itu. jantung yang berdebar-debar saat melihat Arthur adalah rasa yang sama saat dia melihat pria yang dia cintai nya dulu. apakah ini namanya cinta yang kembali berkembang setelah sesaat mati ?
"mengapa kau teradiam ? apakah kau mulai memikirkannya ?" Hujan mulai menginterogasi Anna dengan muka seriusnya. "apa kau tidak siap dengan orang baru saja atau ada hal lain yang membayangimu ?" suasana menjadi tegang dan Anna mulai tidak nyaman dengan tempat duduknya sekarang. hujan pun menyenderkan punggungnya, kaki kirinya memangku kaki kanannya dan tanganya mulai di lipat. matanya tajam menatap Anna lekat-lekat dengan salah satu alisnya naik ke atas. "janganlah melihatku seperti itu, aku merasa tidak nyaman dengan tatapanmu." Anna mulai menunduk dengan pipinya yang merah karena malu. "aku tidak menutup-nutupi perasaanku, hanya saja mungkin sekarang bukan waktu yang tepat saja." Anna mencoba menjawab pertanyaan Hujan sambil sedikit berbisik.
"kapan waktu yang tepat ? saat kamu menjadi orang lain ? lepaskan dirimu Anna, biarkan dirimu mengikuti arus sungai cinta ke sebuah perjalanan panjang sampai kau menemukan sebuah samudra cinta yang luas membentang di depan nanti. apa perlunya kau menentang arus cinta yang kau rasa sekarang ? dirimu bukanlah seekor ikan salmon yang bisa menentang arus cinta tetapi dirimu adalah seekor ikan emas yang terperangkap dalam aliran sungai yang belum pernah kau kenal sebelumnya. itu lah sebabnya kau mencoba untuk berontak dan menentang arus asing yang aneh bagi dirimu. tetapi kau masih penasaran dengan arus itu sendiri. keputusan kembali lagi pada dirimu Anna. aku hanya membantu mu untuk kembali menjadi Anna yang aku kenal sebelumnya." Hujan mulai memberikan nasihat-nasihat yang Anna perlukan. tetapi sebagaimana keras Hujan menasihati Anna, hati Anna masih saja tertutup untuk hal itu.
"namun...aku...ah sudahlah mungkin benar juga apa katamu. aku ingin juga menikmati arus cinta yang setelah aku sempat terjaring ke daratan patah hati yang sempat membuatku kehabisan nafas dan tak bisa berpikir jernih, sejernih air sungai cinta yang biasa aku selami." Anna menyandarkan kepalanya, karena dia merasa sedikit lelah dengan perbincangan tentang nostalgia cintanya.
Anna mulai menoleh lemah ke jendela besar, dia melihat beberapa pasangan yang sangat menikmati indahnya kehidupan cintanya. ada yang saling memandang tanpa kata tapi seakan saling mengerti satu sama lain. ada juga yang saling bertukar canda dan tawa. keindahan yang sempat dia rasakan dulu. tangan Hujan memegang  bahu Anna untuk sekedar membalikan pandangannya.
"sudah, mari kita berjalan-jalan saja daripada kau terdiam seperti ini. aku tidak suka melihatmu seperti ini Anna ! maafkan aku juga sedikit meremehkan mu tadi. aku hanya ingin kau kembali menatap masa depanmu yang indah dengan seseorang yang bisa mencintaimu apa adanya, aku tak mempunyai maksud lain." Hujan meminta maaf karena dia merasa bersalah membuat Anna terdiam dan menjadi muram.
"sudahlah tak usah kau pikirkan Hujan. aku tau kau seperti apa, aku bisa memaklumi perlakuanmu terhadapku tadi memang untuk membuat diriku kembali menjadi bersemangat dan tidak untuk menjatuhkan ku."
akhirnya mereka pun berpelukan erat layaknya dua orang sahabat lama yang terpisah sangat lama. dan pada waktu yang bersamaan seorang pria melihat Hujan dari kejauhan dengan wajah yang berseri juga. pria itupun berlari menghampiri Coffee shop itu, tetapi sesampainya di sana Hujan dan Anna sudah meninggalkan tempat itu tanpa meninggalkan jejak sedikitpun untuk bisa di kejar oleh pria tersebut. Pria itu pun duduk di tempat Hujan duduk, dia memegang kepalanya dengan kesal. dia hanya terlambat se per sekian detik saja. kenapa pria itu begitu ingin bertemu dengan Hujan ? mungkin dia teman lama hujan saja atau mungkin. entahlah karena dia terlihat tergesa-gesa berlari saat melihat Hujan.
senja kala itu sangatlah indah. tidak ada hujan di hari itu yang barang setetes pun turun dari awan kelabu. jangankan hujan awan kelabu pun bagaikan enggan menggantung di atas sana. terlihat lukisan indah di atas sana dengan percampuran warna jingga tua dan kuning, perpaduan warna yang indah untuk hari yang tak pernah Anna dan Hujan lupakan.



-Alta Titus-

Thursday, December 11, 2014

Putri Nora dan Kerajaan Kelabu

Pada suatu hari lahirlah seorang putri yang cantik jelita. Dia di beri nama Nora. Wajahnya cantik dan rupawan. Banyak rakyat yang mencintainya. Dia terlahir di sebuah kerajaan yang cerah dengan seorang ayah yg menduduki kekuasaan sebagai raja dan ibunya sebagai ratu. Nora tidak pernah kekurangan sesuatu sedikitpun. Makanan, minuman, mainan dan juga perhiasaan sangatlah berlimpah di kerajaan tersebut. Sampai pada suatu hari Kerajaan terang di serang oleh kerjaan kelabu. Raja kelabu sangat tidak suka dengan kerajaan terang. Rakyat kerajaan terang sangatlah makmur dengan pertanian dan pertenakannya. Rakyat kerajaan terang juga sesungguhnya tidak pernah merasakan kesusahan yang sangat teramat berat karena Raja dan Ratu terang sangatlah mencintai Rakyat dan begitu sebaliknya. Berbeda dengan kerajaan kelabu yang sangat kelabu dan dingin. Raja kelabu sangatlah tamak. Pajak yang di pungut dari rakyat kerajaan kelabu sangatlah tinggi. Tidak aneh bila kekerasaan adalah hal yang biasa terjadi di kerajaan kelabu. Singkat cerita suasana Kerajaan kelabu sangatlah jauh berbeda dengan kerajaan terang. Maka dari itu Raja kelabu sangatlah ingin menghancurkan kerajaan Terang sampai akhirnya kerajaan kelabu pun menyerang dengan sangat brutal. Tetapi kebrutalan itu membuat kerajaan kelabu kalah dan mundur dari peperangan. Saat itu pula Raja bersumpah akan membalas dendam. Sesaat dia melihat Nora dari kejauhan dan membuatnya menemukan ide baru.

Bertahun-tahun kemudian Nora pun tumbuh dewasa menjadi putri yang cantik jelita. Matanya bulat dan senyuman selalu hinggap di bibirnya. Putri Nora sangatlah dekat dengan Rakyat kerajaan terang. Kesenangan Kerajaan Terang selalu di pantau oleh Raja kelabu. Dia sudah bersumpah untuk membalaskan dendamnya dan dia merasa sekaranglah waktu yang tepat. Seluruh para panglima perang kerajaan kelabu pun di kumpulkannya dengan cepat untuk merundingkan taktik dan strategi penyerangan ke kerajaan terang. Akhirnya sebuah siasat tercetus, raja Kelabu sangat menginginkan putri Nora sebagai tawanannya  agar bisa merebut kekuasaan kerajaan terang. Dia pun mengirimkan anaknya yang memiliki umur tidak jauh berbeda dengan Putri Nora, namanya adalah Morao.

Morao pun akhirnya menyusup ke dalam kerajaan terang. Dia berpakaian dan berkelakuan seperti layaknya rakyat kerajaan terang biasanya. Morao tahu bila Putri Nora dekat dengan rakyatnya dengan itulah dia memperdaya Putri Nora yang akhirnya terpikat dengan Morao. Setelah Morao mendapatkan hati Putri Nora, Morao pun membawa kabur Putri Nora dengan cara mengajaknya melihat keindahan bintang di salah satu buki di luar kerajaan Terang. Saat Morao dan Putri Nora tiba di bukit itu tidak lama berselang suara gemuruh langkah kaki para prajurit kerajaan kelabu datang dan diikuti oleh suara tapak kuda yang gagah yang di tunganggi raja kelabu. Raja kelabu pun tertawa dengan puas dan memuji hasil kerja anaknya Morao. Putri Nora merasa dikhianati dan merasa menyesal pernah mengenal Morao.

Putri Nora berontak dan berusaha untuk berteriak tetapi tak ada gunanya, mulutnya di sumpal oleh kain dan tangannya terikat erat oleh tali tambang yang tebal. Kerajaan Terang menjadi gempar saat Raja Terang sadar kehilangan putrinya, dia memanggil semua panglima nya dan para penjaga perbatasan gerbang kerajaanya. Raja Terang sangatlah Murka dan tidak biasanya dia seperti ini. Dia mengutus beberapa panglima perangnya dan para prajurit untuk mencari keberadaan anaknya. Sesampainya Raja kelabu di kerajaanya dia pun membuka buntalan kain yang terjepit di mulut Putri Nora. Putri Nora sangatlah tenang dia tidak lagi berontak seperti ikan salmon yang di angkat paksa dari air. Wajahnya yang rupawan memang membawa sebuah kedamaian tersendiri bagi Raja Kelabu. Tetapi kedamaian itu tertutupi oleh dendam yang masih di pendam oleh nya terhadap kerajaan Terang. Putri Nora pun di buang ke sebuah kamar gelap yang bau dan terawat. Temboknya berlumut dan sangatlah lembap. Raja Terang sedikit putus asa, pencarian Putri Nora sangatlah sia-sia. Sampai ada sebuah burung merpati berbulu kelabu hinggap di jendela kamar raja kelabu. Dia membuka surat yang terselip di kaki merpati itu. Dirinya tersontak kaget membaca surat itu yang mengatakan bila Putri Nora ada di dalam kerajaan kelabu. Raja terang kalang kabut keluar dari kamarnya menemui Ratu Terang di taman kerajaan yang selalu murung karena Putrinya hilang entah kemana. Raja dan Ratu Terang bersama para panglima dan prajurit Terang bergegas pergi ke kerajaan kelabu. Putri Nora yang di sekap oleh Raja Kelabu akhirnya di keluarkan untuk menghadap Raja kelabu. Raja kelabu mulai menanyainya hal ini dan itu tetapi Putri Nora sangatlah tenang menjawab pertanyaan - pertanyaan itu. Raja kelabu sangatlah heran dengan ketenangan Putri Nora. Seakan tidak ada rada takut di hatinya. Putri Nora pun memberikan sebuah nasihat yang berujung dengan perdamaian antara kerajaan Terang dan kerajaan Kelabu. Nasihat itupun di tolak mentah-mentah oleh Raja kelabu. Dwi matanya dendam masih harus di balaskan. Tetapi seakan hatinya terasa hangat karena kata-kata dan nasihat-nasihat putri Nora yang sangat lembut. Hatinya yang kelabu seperti mendapatkan cahaya hangat matahari di pagi hari. Matanya yang awalnya sangat sinis saat melihat Putri Nora berubah menjadi ramah. Mata Putri Nora seakan menghipnotis mata sinis Raja kelabu. Kata-kata indah yang keluar dari Putri Nora membuat hati Raja kelabu yang penuh dendam
menjadi damai.

Akhirnya pasukan, Raja dan Ratu terang pun datang di kerajaan kelabu. Raja Terang berteriak memanggil nama Putrinya. Kerajaan kelabu bagaikan kerajaan yang terkutuk. Tembok-temboknya berwarna abu-abu dan awan di atasnya pun selalu  berwarna abu-abu yang gelap. Tak lama kemudian gerbang kerajaan Kelabu terbuka, berjalanlah Raja Kelabu dengan diiringi pasukannya keluar dari gerbang tersebut. Putri Nora pun di bawanya keluar dan senyuman khasnya pun kembali mampir di wajahnya saat dia melihat ayah dan ibunya. Raja kelabu mengembalikan Putri Nora dengan sukarela tanpa ada perlawanan. Dan dia pun meminta maaf karena menculik Putri Nora. Raja Terang yang tadinya sangatlah marah seketika berubah menjadi ramah karena Raja di depannya dengan rendah hati meminta maaf dan mengakui kesalahanya. Awan abu-abu pun seakan tersingkir sedikit demi sedikit memberikan celah untuk matahari sore masuk di antaranya dan membuat sebuah lembayung senja yang indah. Karena perdamaian lah yang membuat semua itu terjadi.

-tamat-


Alta Titus

Tuesday, December 2, 2014

the coffee shop (part 2)

Anna begitu cantik hari itu, mengenakan gaun merah dengan riasan yang cerah membuat dirinya nampak sangat ceria. mungkin hatinya tidak seperti wajahnya tapi dia telah menantang matahari dan akhirnya Anna pun berani datang ke pernikahan seseorang yang dulu pernah dia cinta.
warna gaun nya menarik berbagai mata yang ada di coffe shop itu. dengan membawa segelas coklat panas Anna pun duduk di sebelah jendela besar yang menghadap ke jalan. dia melihat begitu banyaknya orang-orang yang begitu bersuka cita. Anna pun merasakan kesendirian yang  mendalam. tidak ada seseorang lagi di seberang kursi tempat dia berlabuh. tak ada lagi teman yang bisa dia ajak berbicara tentang hal-hal aneh di dunia ini. tidak ada lagi cinta yang dia rasa. hatinya seakan membeku sampai coklat panas yang ada di depannya tidak bisa menghangatkan hatinya.
Anna menyandarkan kepalanya di jendela kaca. dia berusaha  merapihkan kembali sisi-sisi hatinya yang sudah rontok karena gempa cinta yang merusak hatinya. "haahhh...kau masih mengharapkan dia kembali untuk merekatkan sisi-sisi hati mu yang rontok ? jangan lah bodoh !" bayangan sisi Anna yang lain pun keluar untuk mencemoohnya, dia tidak terlalu suka melihat Anna murung karena keputusan yang dia ambil sendiri.
"hey...aku tidak bodoh, aku hanya memenuhi keinginan hati ku yang memaksa diriku untuk datang ke sana. apakah aku harus membohongi hati ku juga ? aku sudah berkorban untuk memberikan sebuah senyuman palsu yang pahit..." belum sampai Anna menyelesaikan kalimat nya dia mendapat sanggahan "senyuman palsu yang pahit ? apakah kamu tidak mendengarkan kalimat apa yang kau utarakan kepadamu sebelum kau memutuskan untuk datang ke pernikahanya ? tak aneh beberapa orang menyebut mu bodoh"
"euuuu....hmmmmmm....cukup dengan semua penghakiman ini !"Anna pun akhirnya meneguk coklat panasnya untuk menjernihkan pikirannya. "sudah tidak ada lagi pembelaan yang bisa kau ucapkan dari bibir merah mu itu ?"
Anna menghela nafas dalam nya dan kembali menyenderkan kepalanya ke jendela di sampingnya. Anna merasa ada yang memperhatikannya dari jauh. bukan di jalanan tapi di dalam coffee shop itu sendiri. keheningannya pun terganggu karena datangnya sesosok pria yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Anna pun mencoba untuk menggali-gali lagi memorinya yang penuh dengan seorang pria saja. Anna  kebingungan. "apa kita pernah bertemu sebelumnya" pertanyaan yang terlontar dari mulut Anna. Akhirnya Anna berkenalan dengan seorang pria baru lagi yang bernama Arthur. Anna merasa terganggu dengan datangnya Arthur dan akhirnya pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Arthur. dia berjalan cepat sedikit berlari tapi pria yang baru dia kenal adalah seorang yang tak kenal pantang mundur.
saat Anna menunggu taksi datang, Arthur pun datang dan berdiri di sampingnya.  "hei kita bertemu lagi, apakah ini konspirasi alam yang biasa kita kenal sebagai ketidak sengajaan atau kebetulan itu ada ?" sambil tersenyum Arthur seakan ingin menarik perhatian dari Anna. "kebetulan ? aku tidak percaya dengan sebuah kata kebetulan, yang ada adalah kebenaran tak ada kebetulan. maaf tidak ada pembetulan tapi yang ada adalah pembenaran. apa yang kau lakukan di sini ? apa kau sengaja membututi ku ?" Anna menjadi ketus.
"membututi mu? tidak aku hanya menunggu taksi dan kebetulan kau berada di sini juga. apakah aku salah berada di sini juga untuk menunggu tumpangan untuk pulang ?"
Alam seakan benar-benar membuat skenario yang hebat untuk kedua manusia ini. hujan pun turun lagi dengan derasnya yang sesaat berhenti sebelumnya. Anna pun mengeluarkan payung hitam nya tapi Arthur seakan kelabakan mencari tempat berteduh karena tidak ada tempat yang cocok untuk sekedar menunggu hujan di sisi jalan. "bolehkah aku menumpang berpayung denganmu ?"  Arthur memohon karena jaketnya tidak terbuat dari bahan yang tahan dengan air hujan. "silahkan saja tetapi saat ada taksi datang aku akan pergi"  Anna menjawab dengan ketus.
Arthur pun berdiri di samping Anna sangat dekat, karena payung Anna yang kecil menyulitkan mereka berdua untuk berdiri berdampingan dengan jarak yang renggang. tak lama langitpun bergemuruh. lalu Arthur mulai mencoba kembali membuka topik perbincangan yang baru. "apakah kau tahu ada seorang bocah yang memarahi langit karena tersentak kaget karena petir yang menyambar ? hahaha sebuah cerita yang konyol seorang Anak dan langit" Arthur tertawa sambil tersenyum "mengapa anak itu memarahi lagit ? apa salah langit dia hanya memberikan keindahan lain saat langit cerah tetapi iya memang sedikit menyeramkan saat langit terhimpun menjadi sebuah gundukan awan gelap di siang hari." Anna mulai mencoba untuk tidak ketus terhadap Arthur. 
akhirnya Arthur pun menceritakan tentang bocah dan langit dan Anna mendengarkan nya dengan seksama. "hahaha konyol sekali anak itu sampai-sampai langit pun dia marahi" Anna pun mulai terhibur dengan cerita dari Arthur. suasana menjadi cair, Anna dan Arthur pun saling berbagi cerita sambil menunggu datangnya taksi.
tak lama sebuah mobil sedan kuning datang. "akhirnya ada juga taksi tak apa bila aku pergi lebih dahulu ?" Anna merasa tidak enak karena hujan masih turun dan payung yang dia punya hanya satu-satunya. " tak apa aku bukan lah bocah yang takut petir pulanglah semoga harimu menyenangkan besok" Arthur berucap sambil membukakan pintu untuk Anna. "kapan kita bisa bertemu lagi ?
" Arthur bertanya penasaran. bila kau percaya dengan teori konspirasi alam yang kau juluki dengan kebetulan maka kita akan bertemu kembali tapi entah kapan" 
Arthur pun hanya tersenyum dan menutupkan pintu taksi. sebuah senyuman yang lega darinya karena dia bisa menghibur seseorang yang baru dia kenal. Anna pun merasa terhibur dengan hadirnya Arthur tadi dengan cerita-cerita yang mereka bicangkan. "apa kau merasa senang Anna ?" seseorang disampingnya bertanya. "aku cukup terhibur tapi tak sepenuhnya gembira" Anna menjawab. "baguslah bila begitu karena sangatlah susah membuat mu senang akhir-akhir ini. pikiranmu hanya untuk dirinya yang sudah pergi."
"ahh sudahlah mengapa kau mengungkit kembali hal pahit itu ? aku sudah berusah untuk tidak terlalu memikirkanya karena aku masih mempunyai kehidupan yang layak daripada aku terus menerus memikirkan hal itu" Anna kembali ketus dan melihat mobil yang lalu lalang di samping taksi kuning yang menerobos hujan kecil.
telpon genggamnya pun berdering ada nama "hujan" terpampang di monitornya. "hallo. hai hujan apa kabar ? lama sekali tak mendengar kabar dan suaramu, apa kau baik-baik saja ?" Anna mengangkat telpon dan menanyakan kabar dari temannya. hujan adalah sahabat Anna dari jaman mereka masih bocah sampai tumbuh menjadi dua gadis yang cantik. Hujan meninggalkan Anna untuk berkuliah di luar negri. "apa kau sedang ada disini ? baiklah kapan kita bisa bertemu ? aku sangat rindu denganmu banyak hal yang ingin aku bagikan dengan mu." Mata Anna semakin bersemangat "oke, besok kita bertemu di Coffee shop tempat biasa kita ke sana. oke hujan ? baiklah kalau begitu" Anna sangat senang karena hujan telah kembali untuk berlibur di Bandung.
Hujan datang terlebih dahulu dia duduk di tempat yang sama seperti tempat duduk Anna kemarin duduk. tepat di sebelah jendela besar tempat dimana bisa melihat aktifitas di luar Coffee shop dengan leluasa. saat Anna datang dan masuk ke Coffee shop mukanya berbinar dan senyuman lebar tidak bisa di tahan lagi saat melihat Hujan di depan matanya. "hei Hujan apa kabar ? aku sangat merindukanmu. " Anna memeluk Hujan dengan erat. "aku baik-baik saja, maafkan aku tidak sempat memberimu kabar karena tugas-tugasku yang sangat menumpuk dan tidak bisa di tinggalkan. bagaimana dengan dirimu ? dirimu nampak berbeda dari terakhir kali kita bertemu. ada apa Anna ?"
Anna pun menceritakan hal-hal yang membuatnya jatuh kedalam jurang keputus asaan. "wah, berat sekali bebanmu kemarin. tapi keputusan yang berani untuk datang ke pernikahannya. bila aku menjadi dirimu mungkin aku tidak akan datang dan lebih memilih di rumah menikmati hujan turun sambil mendengarkan musik Jazz yang bisa mengalihkan pikiranku dari nya"
"kau berkata seperti baru mengenalku saja Hujan. kau tahu kan bagaimana diriku saat hal-hal seperti itu terjadi" Anna menundukan kepalanya seakan-akan di permainkan oleh isi hatinya sendiri karena datang ke pernikahan itu. "aku tidak menyalahkan mu karena datang ke sana aku hanya memberikan perbandingan saja, hei tegakanlah kepalamu mengapa kau begitu murung. sudahlah yang sudah terjadi biarkan terjadi sekarang kau harus bangkit dan membuktikan kalau adalah sebuah kesalahan dia meninggalkan mu begitu saja. " Hujan merasa bersalah karena membuat Anna kembali murung lagi. dia memberikan motivasi-motivasi lain untuk menghiburnya.
" ada sebuah kejadian aneh Hujan. saat aku kembali dari pernikahan dia, aku datang ke tempat ini kemarin untuk menenangkan diri tetapi ketenanganku terganggu karena ada seorang pria yang datang. namanya Arthur."
"hah siapa dia ??" Hujan terbingung-bingung mendengarnya. "lalu apa yang dia lakukan ??"
"dia hanya mengajak ku berkenalan dan mencoba untuk menghiburku. awalnya aku merasa terganggu dengan kedatangnya tapi akhirnya aku merasakan rasa yang lain." Anna menceritakan kejadian saat dia bertemu dengan Arthur.
"wah...nampaknya dia tertarik dengan dirimu saat pertama bertemu. " Hujan sumringah setelah mendengar cerita tentang Arthur dan Anna.
tak lama kemudian mata Anna terpaku melihat pintu yang terbuka dan sesosok pria yang dia kenal keluar dari pintu tersebut. Anna terdiam saat Hujan menceritakan pengalamannya bersekolah di luar negri.  "heiii...Anna... apa kau tidak mendengarkan semua ceritaku ?" tanya Hujan kesal. "apa yang kau lihat Anna ?" .Anna hanya terdiam melihat seseorang di pintu. 
dan lelaki itu adalah Arthur



To be continue 



Alta Titus 

Saturday, November 29, 2014

the Coffee Shop (part 1)

sore ini begitu membosankan bagiku, melihat orang berlalu lalang di depan mataku membuatku pusing. mengapa orang begitu sibuk dengan kehidupannya dan tidak memberikan waktu barang sedetik untuk duduk menikmati kopi hangat di sore hari.
sore ini tidak begitu cerah seperti biasanya. tak ada cahaya khas sore hari yang bisa kunikmati biasanya. mungkin karena suasana hati yang menyebabkan mendungnya sore ini menjadi semakin suram. hampir setengah jam ku menunggu teman ku. teman bisa aku bilang begitu walaupun ada rasa yang terselip di antara pertemanan ini. rasa yang normal saat seorang lelaki melihat wanita yang parasnya rupawan dan hatinya pun tidak jauh berbeda dengan selembar kain sutra putih yang halus dan lembut. tutur kata yang dia keluarkan selalu teratur, tidak ada kata-kata kasar yang dia keluarkan. begitu pas untuk menjadi pendamping hidup. tetapi takdir mengatakan yang sebaliknya. aku dan Anna hanya bisa berteman.
pertama kali kita bertemu adalah di coffe shop ini. aku melihatnya duduk di tempat yang aku duduki sekarang. begitu anggun dan tenang saat pertama kali ku melihat wajahnya. saat itu ku melihatnya sendiri termenung. ku lihat bibirnya bergerak gerak seakan dia sedang berbicara dengan seseorang di depannya. tetapi faktanya dia hanya sendiri. sesuat yang aneh tapi menarik bagiku. mataku seakan terpaku dengan parasnya yang menenangkan. rasa penasaran pun mulai mendatangiku, hal yang tak biasa. mungkin karena waktu itu aku pun sedang sendiri menikmati secangkir kopi hitam untuk melemaskan beberapa otot ku yang tegang karena penatnya tugas-tugas dosen dan beberapa proyek yang tak kunjung selesai.
aku pun memberanikan diri untuk mendatanginya, tapi sebelum melangkah aku mulai bingung hal apa yang harus aku tanyakan padanya. "hai...namaku Arthur, boleh saya duduk di sini ?" sebuah
pertanyaan bodoh  yang sempat melintas di kepalaku saat itu, dan aku pun sudah memprediksi jawaban yang akan aku dapatkan adalah "hai...di sana masih banyak kursi kosong mengapa kau harus duduk di sini ?". aku tidak mau terlihat bodoh, kesan pertama yang ingin aku dapatkan adalah hal positif. setelah berpikir cukup lama, ku lihat dia menyenderkan kepalanya ke jendela yang basah karena hujan. wajahnya yang menenangkan nampak berubah menjadi suram dan menyedihkan. gaun merah yang dia kenakan yang harusnya membuat dia lebih bersemangat tapi kenyataannya membuatnya sedih. dahi ku mengkerut dan mulai mempertanyakan apa yang terjadi dengannya. apa lah arti rasa penasaran bila tidak ada usaha untuk mencari sebuah jawaban pasti ?.
akhirnya diriku memberanikan diri untuk mendekati mejanya sambil membawa secangkir kopi hitamku yang mulai mendingin karena bosan menunggu diri ku terlalu banyak berpikir untuk mendekati seorang wanita.
"hei...euuu... boleh gabung duduk di sini ?" tanyaku sambil tergagap-gagap karena gugup, belum pernah sebelumnya ku menegur seorang wanita di tengah keramaian entah apa yang sampai mendorongku sampai berani seperti ini. "eeeuu....apakah kita pernah bertemu sebelumnya ?" jawab Anna sambil memicingkan matanya. "belum, kita belum pernah bertemu sebelumnya" detak jantungku semakin cepat, keringat dingin mulai membasahi tanganku dan akhirnya ku letakkan cangkir kopi ku untuk mengenalkan diri. "namaku Arthur, mahasiswa Arsi. kamu ?" otaku memberikan respon langsung ke otot-otot tanganku seakan memerintahkan tangan kananku untuk terangkat tanpa seijinku sebagai pemilik tubuh. "namaku Anna, mahasiswi sastra Indonesia" tangan kami pun saling menjabat sebuah kelegaan yang akhirnya ku dapatkan setelah kejadian kikuk selama 5 menit yang terasa 5 jam bagiku.
jantungku mulai berdetak normal dan aku pun duduk di sebrangnya dan kulihat dirinya kembali menyenderkan kepala nya ke jendela yang mengembun karena hujan. "apa kamu senang dengan hujan ? akhir-akhir ini hujan seakan - akan senang membasahi tanah-tanah kering di kota ini, tetapi tidak semua orang bisa menikmati hujan yang bila kita nikmati dengan secangkir kopi hitam hangat seperti ini hujan akan terasa lebih indah" sebuah kalimat yang mendadak keluar dari mulutku, aku tidak terlalu berpikir banyak untuk saat ini karena tidak ada gunanya lagi berpikir panjang hanya untuk memulai sebuah percakapan. "hmmmmm....hujan itu memang indah tetapi terlalu banyak orang mengumpat karenanya, mungkin mereka tidak tahu cara menikmatinya. mereka terlalu takut dengan air yang berjatuhan dari langit, mereka terlalu sayang dengan dirinya sendiri. mungkin hujan tidak mempunyai teman yang indah seperti matahari mempunyai bulan sebagai rekan kerja untuk menyinari langit-langit di siang dan malam hari tapi hujan ? hujan hanya memiliki petir sebagai temannya, aku tak tahu pasti apakah petir adalah temannya atau musuhnya. yang ku tahu pasti saat ada hujan maka ada petir" Anna menjawab pertanyaanku sambil mengaduk-aduk coklat panas di mejanya.
"bagaimana dengan angin ?" aku bertanya sambil meminum kopi hitamku yang semakin lama semakin dingin karena angin hujan yang basah membawa hawa dingin yang seakan bisa menyelinap masuk ke dalam jaketku dan menyentuh kulitku. "angin ? angin hanyalah sebuah udara yang terhembus karena hujan, angin hanya sebuah pelengkap. angin seperti jaket yang kamu pakai. dia hanya pelengkap pakainmu tetapi bila tidak ada jaket pakaianmu masih terlihat utuh bukan ? itu jawabanku untuk pertanyaan mu tentang angin. aku tidak terlalu mempedulikannya karena bukan hal yang penting, yang terpenting adalah air yang terjun sukarela dari beribu-ribu meter atas sana hanya untuk membasahi tanah-tanah kering di kota ini"
"ada apa dengan dirimu Anna, maaf bukan maksudku tidak sopan bertanya seperti ini tetapi aku melihat sebuah kesedihan yang tersembunyi  di balik gaun merah mu" pertanyaanku mungkin semakin sensitif tetapi rasa penasaranku pun semakin jauh karena jawaban-jawaban sinis yang Anna lontarkan. "tidak, tidak apa-apa aku hanya ingin sendiri saja menikmati waktuku yang sempat terbuang sia-sia karena seseorang" Anna kembali meletakan kepalanya di jendela kaca yang memantulkan sinar-sinar tidak jelas dari lampu-lampu kendaraan yang bersliweran dari depan coffe shop ini.
aku pun mulai mengganti topik perbincangan yang aku rasa semakin meruncing. aku rasa hati Anna memang sedang terluka dan memang ingin sendiri. aku merasa seperti keledai yang berlagak gagah seperti kuda stalion, tapi apa salahnya keledai berlagak gagah walaupun tidak akan bisa merubah takdir bila keledai adalalah keledai dan kuda stalion adalah kuda stalion. aku pun mulai menggosok-gosokan tangan ku karena angin dingin yang terbawa hujan seakan senang menjamahi kulit-kulitku. kejanggalan yang kurasa adalah Anna seperti tidak memperdulikan angin dingin yang menyentuh tubuhnya. dia sangat fokus menikmati air yang turun dari langit. "apakah kau tidak merasa dingin ? apakah kau ingin aku pesankan secangkir kopi panas untuk menghangatkan diri ?"
"tidak...segelas coklat panas pun belum setengah aku minum. badanku tidak merasakan apapun saat ini tetapi hati ku berasa beku." Anna pun menunduk dan termenung. "kau boleh mengutarakan kekeasalanmu padaku Anna, ya mungkin kita baru kenal beberapa menit yang lalu tapi apa salahnya kau mengeluarkan kesedihan mu untuk menghangatkan hatimu yang beku itu. aku adalah pendengar yang baik, beberapa temanku memberikanku julukan 'si tempat sampah' karena aku lah tempat mereka bercerita dan berkeluh kesah. itu pun bila kau tidak keberatan bercerita aku hanya ingin meringankan beban hati mu." aku pun ikut gelisah melihatnya, sesuatu yang ku benci adalah melihat seorang wanita sedih karena teringat dengan ibu ku. aku tak suka melihat ibuku melamun sedih karena itu aku mencoba untuk memberikan solusi yang mungkin Anna waktu itu butuhkan.
"senang bertemu dengan anda Arthur tapi mungkin hari ini bukan hari yang tepat untukku bertemu dengan orang baru" Anna mengangkat tangan kanannya yang putih ke depan wajahku yang nampak kebingungan. aku pun menjabat tangannya yang dingin karena hawa dingin kota ini semakin menusuk. "ohh...oke Anna, maaf aku mengganggu sore yang semestinya kau nikmati sendiri."  Anna pun pergi meninggalkan ku, otak ku mulai berdebat dengan hatiku. otaku seakan menyuruhku untuk menyusulnya tapi hatiku menyuruhku lebih jauh lagi. "kenapa kau tidak mengantarkan dia pulang ? aku tau dirimu keledai yang berlagak seperti kuda stalion tetapi apalah hasil dari lagak sok menjadi kuda stalion tanpa kau menjadi kuda stalion ! bila kau hanya menatapnya dari jauh, memang takdirmu yang hanya bisa menjadi keledai !" 
aku pun bergegas menjemputnya meninggalkan secangkir kopi hitamku  dingin.


to be continue


alta titus

Wednesday, November 12, 2014

BOCAH DAN LANGIT

"aku ingin keluar bu...biarkan aku bermain bersama teman-temanku" rengek rangga, seorang bocah yang masih berumur tujuh tahun yang ingin menikmati keriangan di bawah dinginnya air hujan. "ibu tidak ingin kau sakit, ibu bukan seperti orang tua teman-temanmu yang mudah saja membiarkan anak-anaknya bermain di bawah guyuran air hujan !" ibu rangga adalah orang yang terlalu memanjakan rangga.

Tuesday, November 11, 2014

Hujan

hujan mungkin adalah salah satu sahabatku, matahari ? aku tak terlalu suka dengannya. dia hanya bisa memberikan sinar panas yang bisa membakar tubuhku berbeda dengan hujan yang selalu membawa ketenangan dan keceriaan. bagi yang menyadarinya.


tak terasa pipi ini merasakan tetesan air yang berasal dari mata ini. entah kenapa mata ini mengeluarkan air yang tak diharapkan kehadiranya. kehilangan seseorang adalah sesuatu hal yang sangat menyakitkan apalagi yang meninggalkan kita adalah orang yang paling kita sayang dan cinta.
sebuah undangan pernikahan di genggamnya dengan erat. seorang wanita yang tersakiti akan getirnya cinta yang tak memandang bulu tak memandang kelas sosial dan bentuk rupa seseorang.
"aku hanya bisa melihat dari jendela betapa indahnya hujan sore ini" sambil melihat undangan itu "tapi apakah besok aku bisa menjadi indah tanpamu seperti hujan sore ini ?" Anna pun terpejam dan mulai melihat kebelakang, mengenang memori-memori indah bersama pria yang besok akan menikahi orang lain. sungguh bukan hal yang mudah melupakan seseorang yang selalu ada dalam kurun waktu yang panjang. Anna tersentak saat temannya menepuk punggungnya "hei, kamu masih ingin pergi ke pernikahannya ?"  tanya temannya. "entah, aku masih merasa kikuk bila aku datang ke sana, apa yang harus aku lakukan ? tersenyum palsu menghadapi kenyataan yang pahit ini ?" . sambar temanya "tak ada yang manis dalam kehidupan ini bila kamu percaya, tapi bila kamu  bisa melewatinya dengan senyuman indah, percayalah semua kepahitanmu akan menjadi manis dan kegetiranmu akan menjadi sebuah keindahan yang tidak akan kamu lupakan."
saat petir menyambar anna menyadari tidak ada yang berbicara dengannya, dia hanya berbicara dengan isi hatinya sendiri. tak ada yang menemaninya. kebimbangan yang merasuki dirinya semakin masuk dalam jurang hati yang terdalam. dia hanya bisa memandangi air hujan yang terus turun membasahi bumi tiada henti. tak dirasa lagi air matanya mulai membasahi pipinya saat dia  mengarungi memori masa lalu bersamanya. saat dia melihat foto bersama pria tersebut hatinya begitu kalut tidak karuan, otaknya seakan menciut menjadi sekecil biji jeruk membuatnya tidak bisa berpikir jernih. hatinya seakan tersambar petir.
dia menatap hujan di luar begitu dalam, kesedihan dan kepiluan hatinya semakin menjadi jadi saat dia melihat air hujan di lepaskan begitu saja dari genggaman awan gelap di atasnya. air hujan begitu bebas terjun  menuju bumi dan membasahi nya tanpa beban. awan bagaikan dia yang melepaskan begitu saja tanpa ada beban, dan aku lah air hujan yang turun ke bumi.
"tapi apakah aku harus mati dan tenggelam dalam pedihnya perasaan ini yang tersambar petir ? tapi aku tak mau melihatnya dengan orang lain, kenapa dia harus meninggalkan ku ? aku tak habis pikir dengan semua ini ? apakah karena aku yang kurang bisa memenuhi ekspektasi dia ? aku telah memberikan segalanya untuknya tetapi dia tidak memberikan sebaliknya ? "
plak !!! ....tamparan keras mendarat di pipinya yang basah karena air mata dan suara petirpun bagaikan tamparan untuk hatinya..."hei...BANGUN ! lihat dirimu ! bagaikan fakir miskin yang tak berotak dan tak bertuan, mengais-ngais belas kasihan dan memohon mohon recehan tak berarti dari mereka orang-orang kaya yang tidak peduli dengan dirimu !" anna pun terdiam, sentakan yang membuatnya terbangun dari mimpi buruk nya. " CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata
‘Aku turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…
BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…
bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…
seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…
seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…”
“…pabila cinta memanggilmu…
ikutilah dia walau jalannya berliku-liku…
Dan, pabila sayapnya merangkummu…
pasrahlah serta menyerah,
walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…”
mendengar kata-kata indah itu anna langsung memalingkan wajahnya dari jendela yang telah basah kuyup karena hujan deras tiada henti.
matahari akhirnya menyerah, karena awan-awan gelap yang menyelimutinya seharian matahari tidak bisa menunjukan kedigdayaanya sinarnya begitu redup seperti hati anna. dan hujan pun akhirnya berakhir dan bulan pun menjadi satu-satunya terang di gelapnya malam. tak tampak bintang-bintang menemani bulan yang hanya berdiri sendiri tapi bulan begitu bersinar dengan kuasanya. tidak ada halangan, tidak ada awan gelap yang mengakibatkan hujan di kota kembang.
tetes-tetes sisa hujan di siang hari menemani malam anna yang mulai bisa bangkit dari kepedihan hatinya. suara air itu membuatnya bisa berpikir lebih logis dan jernih. saat dia melihat undangan pernikahan dari seseorang yang dia pernah cintai, dia memberanikan diri untuk melihat lokasi dimanakah pernikahan itu akan diadakan. saat dia melihat lokasi dan nama dari kedua mempelai yang esok akan menjadi raja dan ratu untuk sehari itu, tak ada air mata yang menetes karena sudah habis seperti hujan yang akhirnya berakhir membasahi bumi. tarikan nafas yang dalam memperlihatkan bila dia berusaha untuk membesarkan hatinya untuk menerima kenyataan bila dia sudah di tinggalkan jauh. harapan dan hayalan yang dia bangun dulu bersama lelaki itu seakan sirna bagaikan alang-alang yang di tiup sekuat tenaga.
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…” anna melihat dirinya di cermin kamarnya. "aku mungkin orang yang lemah, tetapi aku bisa menghadapimu dengan sebuah senyuman yang bisa merubahku menjadi orang yang tegar"
matanya pun terpejam, menikmati kedamaian hati yang akhirnya dia dapatkan. seperti bulan yang mendapatkan langit yang bebas dari awan gelap yang menghasilkan butir-butir air hujan.
keesokan harinya, saat matahari sedikit  menunjukan sinar kuning yang menghangatkan kamar anna. anna pun tersenyum melihatnya. baru kali ini dia tersenyum kepada matahari. sebuah tantangan yang tak pernah dia lakukan.
sebuah gaun merah indah sudah dia persiapkan untuk pergi ke pernikahan yang tentunya bakal lebih indah bila dia pun bisa menghadapinya dan menerima tantangan kehidupannya walaupun tantangan itu terselip sebuah pisau kecil yang akan melukai hatinya.



tamat







alta titus

Thursday, October 9, 2014

semester 7

semester 7......
wah suatu beban mulai bergelantungan di pundak, pertanyaan "kapan lulus" sudah menjadi pertanyaan wajib saat orang lain sudah tahu saya semester 7.

kinerja otak semakin berkurang karena perkuliahan yang semakin jarang. 13 sks ya cuman segitu sks yang saya ambil semester ini. dikit kan ?
saking dikitnya kuliah pun jadi jarang, seminggu cuman kuliah 4 hari dan 1 hari cuman 1 mata kuliah.  melihat teman-teman yang sudah sibuk menyusun seminar dan ada beberapa yang job train, membuat diri ini semakin tak berguna....bukan ga berguna karena ini itu tapi karena terbiasa dengan deadline yang selalu menggelayuti awan pikiran saya selama 6 semester, sekarang saat semester 7 hal-hal seperti itu sudah jauh dari kenyataan ya karena saya tidak jadi mengambil seminar dan lebih fokus ke perkuliahaan biasa dan organisasi kampus jadi semester ini terasa begitu santai.
santai sih tapi entah semester 8 betapa hecticnya saya.
semester 7 ini perbincangan dengan beberapa teman saya berubah dari yang haha hihi tentang hal-hal tidak penting sekarang haha hihi kami meliputi metode penelitian dan teori-teori komunikasi yang selama 6 semester kita anggap mudah dan ternyata semua itu adalah sekumpulan kata-kata yang kompleks dan pemahaman nya pun jauh dari yang biasa kita bayangkan.

penyesalan ? tidak, tidak ada penyesalan yg hanya pemikiran bagaimana mengisi waktu luang yg begitu banyak dalam waktu 1 minggu, pacar ga punya he he he he....sorry ini bukan curhat cuman ya sudahlah....

next bakal bikin tulisan tentang review lagi, maaf tulisan ini sedikit absurd karena yg nulisnya belum tidur bukan belum tidur sih lebih tidurnya tidak full




alta titus 
mahasiswa semester 7 tanpa seminar

Sunday, September 21, 2014

matahari yang mulai tenggelam

matahari bagaikan raja di siang hari ini. berdiri tegak di antara langit yang begitu biru di atas sana. raja yang selalu di elu-elukan pada masa nya ialah matahari tetapi tidak untuk sekarang matahari hanya sebatas penghangat kehidupan di siang hari dan di lupakan saat bulan datang di malam hari. 
itu lah yang mungkin di rasakan oleh Gerrard yang performanya mulai menurun seiring umur yang tak bisa berbohong mulai menggangu performanya. 
Gerrard yang biasa di pasang sebagai jendral di posisi tengah (CMF) oleh Brendan Rodgers posisinya mulai di pasang mundur sedikit kebelakang sebagai DMF atau posisi yang pernah di tempati sahabat dan seorang gelandang bertahan terbaik di dunia saat ini Xabi Alonso. sebagai Jangkar Gerrard seharusnya menjadi pintu terakhir sebelum para pemain lawan bertemu dengan 4 back. tetapi Gerrard sering mendapat kritik dengan posisinya sekarang. mungkin ya musim lalu Gerrard dapat beradaptasi dengan cepat dengan posisi nya yang sekarang tetapi kekalahan 2 kali oleh tim medioker musim ini berimbas dengan kritik pedas terhadap performanya. B-Rod pun tak terkecuali mendapat kritik karena memaksakan Gerrard bermain 3 kali dalam waktu 10 hari. Gerrard sekarang bukanlah Gerrard yang dulu yang mempunyai tenaga extra dan dapat berlari mungkin lebih dari 120 menit. 

selain performa Gerrard yang menjadi sorotan sekarang adalah 4 back yang bisa di bilang baru dan masih beradaptasi satu sama lain. perginya Agger di gantikan oleh Lovren yang di gadang-gadang menjadi jendral pertahanan Liverpool musim ini tetapi lihat berapa jumlah kebobolan musim ini yang baru berjalan kurang dari 10 match. hanya melawan Spurs lah Liverpool bisa mendapatkan clean sheet selebihnya pasti kebobolan. alasan yang di lontarkan Lovren adalah 2 wing back baru Liverpool Alberto Moreno dan J. Manquillo yang belum lancar berbahasa inggris membuat komunikasi mereka tidak berjalan dengan lancar. 

andaikan Rodgers berani dan mengistirhatkan Kapten Gerrard selama 3 point di dapatkan dengan aman nampaknya Kopites seluruh dunia pasti bisa mengerti. menunggu sembuhnya Emre dan Sturridge tugas Rodgers sekarang adalah merapihkan 4 back andalanya yang 3 di antaranya adalah pemain baru dan juga barisan lini depan dan tengah yang seolah mandek karena kekurangan kreatifitas. 

my regards to you Rodgers

Friday, September 5, 2014

It's Not Home Sweet Home anymore

Mungkin sekarang gw bertanya-tanya. Kenapa gw gak dilahirin di Amerika atau di keluarga yang menghargai perbedaan pendapat.Gw sekarang berada di keluarga yang gak nerima perbedaan pendapat dan menggap dirinya paling benar diantara yg lain. FUCK I HATE THIS FUCKING SITUATION HAPPEN!

Saturday, August 9, 2014

An Emo Short Story

Ini mungkin bukan cerita suatu event, fiksi, review suatu hal. Ini sesi curhat pertama gw. Entah kenapa gw tiba-tiba pengen nulis tentang apapun yang ada di hati gw. Daripada gw galau dan ngelampiasin ke mabok atau obat-obatan kan gak lucu juga.

Oke kita mulai aja, hari ini (Sabtu) emang udah hari paling entah. Gw sekarang lagi libur dan lupa kalau sekarang malam minggu.haha. Bangun jam 11 siang karena dibangunin Pak permadi (babeh gw) yang minta dianterin ke tempat belanja barang-barang bangunan. Itu sebenernya hal yang gw sebelin, nganterin babeh gw. kenapa? gw emang jarang banget ngobrol sama babeh gw. Sekalinya ngobrol pasti langsung obrolan serius dan gw males nanggapinnya. Panas, kagak mandi langsung cabut ke daerah banceuy (kalo orang bandung pasti bisa bayangin panasnya kaya apa). Sampai dirumah gw langsung internetan gak jelas karena emang gabut parah, buka twitter keluar berita duka panglima viking (fansclub Persib) meninggal, buka instagram keluarnya foto-foto cewe cantik lagi entah pada dimana dan foto temen-temen gw yang lagi liburan ke gunung atau danau, pindah ke youtube halaman depannya ada muka si prabowo, pindah ke kaskus hot threadnya gak ada yang rame. Gabut banget kan? Udah puas dengan kegabutan itu gw langsung tidur daripada gabut banget.

Bangunnya gw pas adzan magrib, ngambil handuk trus mandi (kagak sholat) trus nonton TV. Acara TVnya gak ada yang rame bro. Mulai lagi ternyata gabutnya. yaudah gw jam 8 langsung cabut ke kantor geoff, biasanya ada orang-orang disana. Sampe disana ternyata gak ada orang sama sekali. Lanjut ke tempat tongkrongan di Lab TV. biasanya juga ada anak-anak, ternyata kagak ada orang juga. Lanjut aja pindah lagi ke kopi bara. Kedai kopi yang biasanya anak-anak juga suka kumpul, tempatnya depan southbank tempat anak gaul bandung yang paling hits ngabisin duit buat mabok trus dimuntahin. Nyampe di kopi bara ternyata anak-anak duduk didepan. Dan gw liat ada cewe diantara anak-anak itu. Gak salah lagi itu mantan gw.

Gw mencoba bersikap biasa aja pada saat itu, tos ke semua anak-anak dan basa-basi apa kabar. Gw liat mukanya dia lagi men! udah lama gak liat muka dia. Dia kurusan, sedangkan gw kata orang-orang jadi gendutan. Gw duduk agak jauh dari dia. Untung aja gw bawa papan seluncur lumayan gak gabut banget disana. Gw ngobrol sama temen gw dan sesekali gw ngeliat dia yang ngobrol sama temen gw. Dia emang deket sama temen gw semenjak gw kenalin dia ke anak-anak. Dan dari sikap yang biasa aja ke dia. Rasa itu dateng tiba-tiba aja men! Fak banget! Sedih juga liat dia bisa ngobrol, ketawa, becanda sama temen-temen gw. Gw pengen bangen ngobrol lagi, becanda lagi, sharing lagi, bikin ketawa lagi. Bisa dibilang sedih, kangen, kesel itu dateng lagi ke gw. Dan tiba-tiba gw ngeliat dia ngerokok dan meminum minuman dari botol yang tulisan dibotolnya samar-samar terlihat seperti "whiskey". Fak! Gw paling benci dengan cewe yang kaya gitu. Gw pengen ngelarang banget. Tapi ada daya, pacar bukan. Perasaan gw sedih banget waktu liat itu. Gw emang belum bisa ngelupain dia seratus persen men. Bayangin aja, gw bisa diitung setahun sama dia. pas banget tanggal ulang tahun mamanya dia. Gw bisa dibilang kangen banget sama dia. Pengen banget bisa ngobrol. "kamu kok kurusan?" atau "kamu apa kabar? gak liburan?" "kita udah lama gak ketemu ya" "mama apa kabar?" atau kalimat apapunlah yang pengen gw lontarin untuk mulai obrolan. Entah gw nyesel atau gw yang susah move on, gw gak tau perasaan gw saat ini. Lirik Pee Wee Gaskins yang "Cus letting go is so much easier than moving on"  itu paling pas buat keadaan gw saat ini. Keadaan gw sekarang udah kaya gak kenal satu sama lain. Ngobrol enggak, nyapa enggak. Gw jadi kaya musuhan. Jadi sama aja gw putus itu sama nambah musuh. Gw gak mau kaya gini sebenernya. Gw pengen biasa aja. bisa ngobrol lagi. Men, gw kangen sama dia. Damn it, i totally miss her, i hope i can pass this test. Udahan dulu mungkin curhatan gw kali ini. Once again, I miss her. Jaga diri ya, jaga kesehatan kamu.



MH
(///,-)

Saturday, June 7, 2014

mistake

human is never missed from mistake. all people around the world has their own sin and own mistake, its deppend on they do they had realize or not.
but im the person who always realize and remember what kind mistake that i made. i never forget that.
one mistake can change everything. good relantionship, friendship or brothership could crash because one terrible mistake but i do that risk because i know the mistake what i made is horrible but without him i dont know what i do now.
yes i do messed up but one thing that you all who read this you dont know how i struggle to life and standing by, how my mother struggle to give her son a pieces penny to eat. you dont know but everything i did, everything i said i always remember that. you all dont have any bussiness to know but yes i can say im the man who can keep my word.
i never impel anybody to warm and friendly to me, because in real life that much fake person but im not the one of them. my brain is still working well and i know what i said and i will struggle enough to keep my promise on. for future you dont trust me and never to call my name when we meet its fine i accept that as my conscuence and my punishment.

its my sorry letter to anyone who hurted by me.




alta titus 

Sunday, May 25, 2014

my dreams world

Teet…..teeet…..teeet…..teeeet……alarm handphone pun berdering begitu kencang. Hampir seantero rumah bisa mendengar begitu kencangnya suara alarm handphone itu. Jam menujukan pukul 5.30 pagi, matahari pun sudah mulai terbit menggantikan bulan yang mulai tenggelam. Aku pun dengan berat mata mulai mencoba untuk terbangun dari mimpi indah ku semalam.

Tuesday, May 13, 2014

kenyataan

38 match dalam sebuah mimpi. mimpi yang tak akan pernah terlupakan dari semua staff, manager, pemain dan semua fans Liverpool di seluruh dunia. 
tak ada yang menyangka bahwa Liverpool bisa berbicara banyak di Liga musim ini. mereka membuat kita bisa bermimpi lagi, bisa berharap lagi, bisa membuat kita kembali berteriak dalam sebuah keriuhan pertandingan-pertandingan. 
permainan indah, jumlah gol yang menembus 101 gol, beberapa rekor yang terpecahkan membuat kita bisa berharap lebih dan membuat kita kembali bisa bermimpi indah mengbayangkan hal-hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin pada musim ini. 

siapa Liverpool ? Liverpool yang sudah di cap menjadi tim medioker dalam 3 tahun terakhir karena tidak bisa menembus ketatnya persaingan menuju 4 besar dengan tim-tim yang mempunyai budget belanja tak terhingga dan dengan mudahnya mereka membeli dan menggaji pemain seenak jidat untuk memenuhi hasrat menjuarai Liga Inggris. Man city dan Chelsea 2 tim kaya baru yang sangat mudah mengeluarkan uang untuk membeli pemain. dengan kedalam skuad yang cukup mengarungi 4 kompetisi dalam bersamaan (BPL, UCL, FA cup, League cup) mereka sangat siap tempur dengan membeli beberapa amunisi baru pada transfer window musim panas kemarin. Liverpool ? bermodalkan beberapa pemain kelas 2 dan pemain pinjaman membuat Liverpool sama sekali tidak di lirik untuk menjadi sebuah penantang serius dalam perburuan liga. hanya mengikuti kompetisi lokal lah yang menjadi alasan Liverpool tidak membeli pemain-pemain wahid, ya bisa di bilang Liverpool hanya bermodalkan sejarah dan manager baru untuk menarik pemain baru. 

musim yang panjang pun di lalui dengan sebuah senyum getir saat para kopites seluruh dunia terbangun dari mimpinya. mendapati tim kesayangannya yang bisa memecahkan beberapa rekor dan beberapa pencapaian individu dari para pemainnya tidak di barengi dengan pencapaian tim yang sedikit lagi bisa mendapatkan mimpi mereka dalam 24 tahun terakhir, yaitu menjadi juara. jargon MAKE US DREAM pun sempat muncul di anfield sendiri walaupun saat away days ke kandang lawan. karena kita di buat bermimpi dengan kemenangan 11 beruntun dalam kurun waktu 3 bulan. tetapi itu semua menjadi nightmare atau mimpi buruk yang menyesakan hati. terpelesetnya Gerrard adalah sebuah awal mimpi buruk yang terus berlanjut dengan di istanbulkan crystal palace. 3 gol yang d sarangan Allen, Sturridge dan Suarez menjadi sia-sia karena dalam waktu 9 menit palace bisa membuat mimpi indah yang sempat terbangun kembali hancur menjadi keping-keping mimpi gelap yang tak beraturan. di tambah lagi City yang langsung menancap gas mereka untuk menyusul Liverpool dalam perburuan dengan menghancurkan 3 tim lain yaitu everton, villa dan west ham dengan jumlah gol mencolok. 

mimpi yang berawal indah harus di akhiri dengan sebuah anti klimaks. Liverpool bagaikan kapal titanic yang terbelah 2 dan tinggal menunggu tenggelam dalam 3 match terakhir. performa mereka mendadak menurun. 
lap of honor pun yang semestinya bisa menjadi pesta kemenangan dengan berbagai conveti warna merah, smoke bomb berubah menjadi sebuah lap of honor biasa yang hanya untuk berterimakasih kepada para fansnya. 

mimpi tak selalu berakhir indah, hidup dalam kenyataan lebih baik daripada kita hidup dalam khayalan semu yang pasti akan berakhir dalam sebuah kegitiran. 

its time to face the reality we didnt won anything but see what we achieve this season is more important, its all about process. everything who coming instanly will lost instanly as well. 

Monday, April 28, 2014

TAKDIR

tidak ada yang sempurna, tidak ada yang bisa menggantikan atau di gantikan. itu semua sudah takdir.
takdir adalah sebuah jalan hidup yang sudah di tentukan dari Tuhan kepada kita sebagai umatnya, berbeda dengan nasib yang bergantung kepada orang tersebut ingin di bawa kemana nasib dia.

Monday, April 14, 2014

POETRY IN MOTION

poetry in motion is  "A purpose of graceful fluidity, such that moves with tactful elegance throughout. A noun; abstract yet direct and completely beautiful to all 5 senses." (source : urban dictionary)

itu lah arti sebuah kalimat yang sering kita dengar "poetry in motion". sebuah expression word yang sering di gunakan oleh orang Inggris saat menggambarkan sesuatu yang indah di lihat dan di rasakan oleh ke 5 indra kita. 

Wednesday, April 9, 2014

WE ARE LIVERPOOL TRA LALALA




LIVERPOOL....apa sih yang kita lihat kenyataan dari liverpool 2-3 musim kebelakang ? medioker ?  tim sejarah ?? yah begitulah para rival dan para fansnya mencemooh  tim kebanggan kota liverpool ini.
berangkat dari sebuah kegagalan dengan beberapa manager sebelumnya seperti Roy Hodgson dan Kenny Dalglish yang hanya bisa membawa Liverpool di posisi 7 dan 8 di akhir musim 2010/2011 - 2011/2012.
akhirnya datanglah seorang manajer muda baru yang entah datang dari mana mendapat posisi kursi panas di Liverpool, ya apalagi kalo bukan sebagai manager Liverpool. seorang Brendan Rodgers datang dari sebuah tim semenjana dari negara Wales yang baru semusim mengarungi kerasnya English Premiere League. Entah apa yang ada di benak dari seorang John W Henry saat mendatangkan Brendan Rodgers, apakah dengan melihat swansea yang bisa menjadi kuda hitam di musim pertamanya di ajang tertinggi sepak bola Inggris sampai-sampai sempat di sebut sebagai Swansealona karena permainan nya yang mirip dengan Barcelona yang mengandalkan possesion ball, umpa-umpan pendek one two yang cepat dan agresif.
mungkin dengan bukti statatistik tersebut yang membuat pemilik Liverpool ini memberikan kepercayaan kursi manager Liverpool di isinya.