tidak ada yang sempurna, tidak ada yang bisa menggantikan atau di gantikan. itu semua sudah takdir.
takdir adalah sebuah jalan hidup yang sudah di tentukan dari Tuhan kepada kita sebagai umatnya, berbeda dengan nasib yang bergantung kepada orang tersebut ingin di bawa kemana nasib dia.
mungkin nasib buruklah yang menimpa Steven Gerrard kemarin. dalam sebuah pertandingan penting yang harusnya bisa memetik 3 point malah berbalik menjadi sebuah bumerang. entah apa yang ada di pikiran Gerrard sekarang setelah kemarin memberikan "sumbangsih" besar terhadap Ba untuk mempermudah mencemploskan bola ke gawang Mignolet.
penyesalan, sakit hati. itulah yang mungkin kita bayangkan sekarang terhadap Gerrard seorang kapten yang mendambakan timnya bisa mengangkat sebuah piala yang sudah lama dinantikan publik Anfield Road. sebuah piala baru yang belum pernah di angkat oleh tim sebesar Liverpool yang akhirnya harus mengakui kedikdayaan dari rival abadinya yang bisa mengangkat piala tersebut lebih dulu dan melangkahi rekor juara terbanyak Liga Inggris dari Liverpool sendiri.
Gerrard juga manusia. Gerrard juga mempunyai batas. dengan umur yang sudah menggerogoti dia, Gerrard bukanlah Gerrard muda yang bisa saja melakukan tendangan keras dari luar kotak penalti dan merobek jala gawang kiper. Rodgers menyadari itu dan akhirnya Gerrard pun di berikan tugas lain yaitu posisi yang lebih mundur ke belakang sebagai Regista, atau deep lying playmaker. dengan long pass nya yang masih membelah lapangan dari tengah dia bisa memberikan kontribusi lain untuk Liverpool.
Semua pemain ingin memberikan yang terbaik agar bisa melihat kaptennya mengangkat piala nya dan akhirnya bisa menciumnya. tapi semua mimpi tidak lah selalu berbanding dengan kenyataan. mungkin kita terbuai dengan 11 kemenangan beruntun yang bisa di torehkan oleh pasukan Rodgers tapi sebuah tamparan yang hampir saja membangun kan kita dari sebuah mimpi indah ini.
kita masih bermimpi, masih ada 2 pertandingan final yang ada di depan apakah Liverpool harus menyudahi mimpinya ? tidak, seruan inilah yang akan saya teriakan. bila memang takdir mensahkan kita juara biarkan lah itu terjadi dan menjadi klimaks dari sebuah mimpi indah kita satu musim ini.
tetapi kita juga tidak bisa memungkiri nasib Liverpool memang harus bergantung kepada sebuah tim saudara tua kita agar bisa mengalahkan rival terberat dalam perburuan juara Liga Inggris. target utama musim ini memang sudah kita capai tetapi apakah bonus yang istilahnya sudah di berikan di depan mata akan kita sia-siakan begitu saja ??
“It is not in the stars to hold our destiny but in ourselves.” ― William Shakespeare
No comments:
Post a Comment