Tuesday, May 13, 2014

kenyataan

38 match dalam sebuah mimpi. mimpi yang tak akan pernah terlupakan dari semua staff, manager, pemain dan semua fans Liverpool di seluruh dunia. 
tak ada yang menyangka bahwa Liverpool bisa berbicara banyak di Liga musim ini. mereka membuat kita bisa bermimpi lagi, bisa berharap lagi, bisa membuat kita kembali berteriak dalam sebuah keriuhan pertandingan-pertandingan. 
permainan indah, jumlah gol yang menembus 101 gol, beberapa rekor yang terpecahkan membuat kita bisa berharap lebih dan membuat kita kembali bisa bermimpi indah mengbayangkan hal-hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin pada musim ini. 

siapa Liverpool ? Liverpool yang sudah di cap menjadi tim medioker dalam 3 tahun terakhir karena tidak bisa menembus ketatnya persaingan menuju 4 besar dengan tim-tim yang mempunyai budget belanja tak terhingga dan dengan mudahnya mereka membeli dan menggaji pemain seenak jidat untuk memenuhi hasrat menjuarai Liga Inggris. Man city dan Chelsea 2 tim kaya baru yang sangat mudah mengeluarkan uang untuk membeli pemain. dengan kedalam skuad yang cukup mengarungi 4 kompetisi dalam bersamaan (BPL, UCL, FA cup, League cup) mereka sangat siap tempur dengan membeli beberapa amunisi baru pada transfer window musim panas kemarin. Liverpool ? bermodalkan beberapa pemain kelas 2 dan pemain pinjaman membuat Liverpool sama sekali tidak di lirik untuk menjadi sebuah penantang serius dalam perburuan liga. hanya mengikuti kompetisi lokal lah yang menjadi alasan Liverpool tidak membeli pemain-pemain wahid, ya bisa di bilang Liverpool hanya bermodalkan sejarah dan manager baru untuk menarik pemain baru. 

musim yang panjang pun di lalui dengan sebuah senyum getir saat para kopites seluruh dunia terbangun dari mimpinya. mendapati tim kesayangannya yang bisa memecahkan beberapa rekor dan beberapa pencapaian individu dari para pemainnya tidak di barengi dengan pencapaian tim yang sedikit lagi bisa mendapatkan mimpi mereka dalam 24 tahun terakhir, yaitu menjadi juara. jargon MAKE US DREAM pun sempat muncul di anfield sendiri walaupun saat away days ke kandang lawan. karena kita di buat bermimpi dengan kemenangan 11 beruntun dalam kurun waktu 3 bulan. tetapi itu semua menjadi nightmare atau mimpi buruk yang menyesakan hati. terpelesetnya Gerrard adalah sebuah awal mimpi buruk yang terus berlanjut dengan di istanbulkan crystal palace. 3 gol yang d sarangan Allen, Sturridge dan Suarez menjadi sia-sia karena dalam waktu 9 menit palace bisa membuat mimpi indah yang sempat terbangun kembali hancur menjadi keping-keping mimpi gelap yang tak beraturan. di tambah lagi City yang langsung menancap gas mereka untuk menyusul Liverpool dalam perburuan dengan menghancurkan 3 tim lain yaitu everton, villa dan west ham dengan jumlah gol mencolok. 

mimpi yang berawal indah harus di akhiri dengan sebuah anti klimaks. Liverpool bagaikan kapal titanic yang terbelah 2 dan tinggal menunggu tenggelam dalam 3 match terakhir. performa mereka mendadak menurun. 
lap of honor pun yang semestinya bisa menjadi pesta kemenangan dengan berbagai conveti warna merah, smoke bomb berubah menjadi sebuah lap of honor biasa yang hanya untuk berterimakasih kepada para fansnya. 

mimpi tak selalu berakhir indah, hidup dalam kenyataan lebih baik daripada kita hidup dalam khayalan semu yang pasti akan berakhir dalam sebuah kegitiran. 

its time to face the reality we didnt won anything but see what we achieve this season is more important, its all about process. everything who coming instanly will lost instanly as well. 

No comments:

Post a Comment