Teet…..teeet…..teeet…..teeeet……alarm
handphone pun berdering begitu kencang. Hampir seantero rumah bisa mendengar
begitu kencangnya suara alarm handphone itu. Jam menujukan pukul 5.30 pagi,
matahari pun sudah mulai terbit menggantikan bulan yang mulai tenggelam. Aku
pun dengan berat mata mulai mencoba untuk terbangun dari mimpi indah ku
semalam.
Semalam aku bermimpi sangat indah.
Saking indahnya aku pun terlupa mimpi aku semalam. Tapi senyum pun masih bisa
mampir di pagi yang berat ini. Banyak hal yang aku lewatkan. Tugas belum
sedikitpun aku kerjakan padahal deadline semakin mendekat. Ahhhhh rusak sudah
pagi ku karena mengingat tugas itu. Suara langkah kaki pun mulai terdengar, ya
ayahku mulai naik menuju kamarku untuk membangunkan ku dengan suara lantangnya.
“timoooo !!! timoooo !! wake up you sleepy boy !!!” ayahku memekik seperti ayam
jago yang sudah mengetahui bila waktu pagi sudah datang dan memang sudah
kebiasaanya untuk membangunkan ku dengan cara begitu. Ayahku keturunan Inggris
manado, yes he’s really a brittish man. “yaaaa paaa, give me 5
minutes more!” jawabku, “nooo ! sekarang atau tak ada sarapan untukmu!”
ancamnya. Ancaman yang selalu ku dengar setiap pagi dari umurku 5 tahun sampai
sekarang aku berumur 20 tahun. “heeehhh, fine pa fine” dan aku selalu
menurutinya entah kenapa, mungkin karena ancaman tak ada sarapan yang selalu
aku percayai. Dengan berat mata aku pun mulai turun dari ranjangku yang Nampak
begitu posessif, yang seakan memaksaku untuk kembali mendekapnya dan menikmati
sisa mimpi ku semalam yang begitu indah.
Saat jendela kamarku ku buka, Nampak
pemandangan sekitarku yang ya standar saja tidak ada yang special, hanya
jajaran beberapa rumah yang berbentuk hampir tidak beraturan, anak-anak kecil
yang mulai berangkat ke sekolah dan ibu-ibu yang bergossip sambil berbelanja
sayuran. Aku pun mulai menuruni tangga dan menuju meja makan. Nasi goreng
hangat dan teh hangat sudah tersaji di meja makan. “selamat pagi timo” sapa
ibuku. Ibuku adalah seorang jawa yang ramah dan lembut, ya bagaimana saja orang
jawa kebanyakan. “pagi ma, enak banget ini nasi gorengya” aku pun menyapa balik
“ahhh sama aja kok bumbunya” ibuku menjawab. “ahhh gara-gara mimpi semalem kali
ya ma”….”mimpi apa kamu semalam memang boy ?” Tanya ayahku. “mimpi apa ya ? Aku
juga lupa pa saking indahnya” jawabku “hmmmmm coba kamu ingat-ingat lagi, siapa
tau itu pertanda lho” ya ayahku sedikit percaya dengan takhayul. “yang pasti
sih suasana di luar rumah tuh bukan seperti biasanya pa, berubah aja. Matahari
nya tidak terlalu menyengat dan bagunan orang-orang yang aku liat juga berubah.
Maksudnya bukan jadi alien ya tapi ya gitu jadi bukan orang Indonesia aja”
tuturku sambil memakan sepiring nasi goreng yang sungguh menggoda selera. “hmmmmm
jadi kayak di Inggris gitu ga ??” Tanya ayahku sambil meyeruput kopi hitam
favoritnya. “persis pa!” seru ku semangat. Ya aku sempat pernah ikut dengan
ayahku mudik ke Inggris. Tidak ayahku bukan seorang Londoners tapi dia berasal
dari Liverpool. Sebuah kota pelabuhan yang ada di Inggris yang terkenal dengan
tim sepak bolanya Liverpool FC dan band legendaris The Beatles.
“kamu ingin ke Liverpool lagi?” Tanya
ayahku. “iyah sih tapi ntar aja deh pa masih banyak yang harus di beresin nih
di bandung” jawabku santai sambil membereskan piring yang sudah kosong.
“aduhhhh mau ke Inggris ahhh ga ada ga ada, kuliahmu tuh le cepet beresin!”
ibuku mendumel sambil membereskan sarapan yang sudah di lahap oleh aku dan
adiku. “iya iya maaaaa…..” akupun sambil mengambil handuk menjawab dumelan
ibuku.
Hari ini perkuliahan sangatlah penuh,
hampir tak ada waktu untuk sedikit bernafas di dalam lautan ilmu yang biasa di
sebut perkuliahan. Ya namanya mahasiswa yang sudah menuju tingkat akhir dan
sudah mengetahui beberapa trik mengelabui dosen akupun sedikit berenang ke tepian
dari lautan ilmu untuk menarik nafas sejenak. Bertemu dengan beberapa temanku
yang sama-sama melakukan hal yang ku lakukan. “gar, gue semalem dapet mimpi
indah banget!” cetusku sambil membakar sebatang rokok. “mimpi apa lo mo?” gara
bertanya. Gara adalah temanku sejak pertama kali kuliah. Tidak terlalu pintar
tetapi dia adalah seorang visioner dan dapat beradapatasi dengan segala cuaca
panas atau dingin, hujan atau kemarau. Manusia inilah yang pantas di kirim ke
mars untuk percobaan apakah manusia bisa hidup di mars atau tidak. “ga tau gue
lupa lagi, pokoknya indah tapi suasananya yang gue tangkep sih kayak bukan di
bandung” jelas ku. “kayak dimana ? Inggris ??” Tanya dia penasaran. “iya deh
kayaknya soalnya gue sampe bisa ngerasain mataharinya ga terlalu terik dan
bangunan-bangunan yang gue liat sih ga kayak bangunan yang ada di Indonesia”
tukasku semangat “trus?” gara semakin penasaran. “ya itu pokoknya yang gue
inget selebihnya gue lupa” gara pun mulai semakin penasaran saat penjelasanku
begitu mengambang. “ahhh lo, mimpi sendiri aja ga inget gimana sih !!” cetus
gara ketus sambil memainkan matanya yang besar seperti di sinetron-sinetron
Indonesia “hahaha apaan sih lo, gue yang mimpi lo yang sewot!” jawabku sambil
terkekeh geli melihat kelakuannya yang mulai absurd. “ah udah ahhh ga rame, gue
mau kembali mengarungi samudra ilmu di kampus tercinta ini ya wahai temanku”
gara, sambil melambaikan tangan bagaikan seorang raja itali yang gagal “yahhh
gue sendiri dong ? ga seru nih” aku pun memelas “so long mate, see you soon!!”
gara pun sambil berlari kecil meninggalkanku.
Rokok mulai habis dan matahari semakin
menunjukan kedigdayaannya dengan sinarnya yang begitu menyengat di kulit.
Segelas es teh pun menjadi sebuah jawaban dari semua kegerahan ini. Sambil menikmati
segelas es teh aku pun sedikit mulai mengingat-ingat kembali apa isi mimpiku
semalam. Suasananya Nampak khas dan ada satu yang ku ingat seorang wanita
bermantel hitam dan memakai syal coklat melingkar di lehernya. Wajahnya ? aku
belum ingat betul bagaimana wajahnya hanya itu yang teringat jelas dan oh ya
rambutnya yang hitam berkilau.
Perkuliahan hari ini pun akhir nya
berakhir dengan meninggalkan beberapa deadline tugas yang harus segera di
kerjakan karena para monster-monster lautan ilmu itu tak dapat menahan diri
mereka melahap para mahasiswa yang telat mengerjakan tugas-tugas. Hari ini
berjalan dengan sangat aneh bagiku. Entah karena mimpi semalam yang membuat
hari ku menjadi aneh padahal mimpi semalam adalah mimpi yang indah dan tidak
buruk sama sekali…seingatku. aku masih sangat penasaran dengan mimpi semalam,
apa yang terjadi dan siapa wanita di mimpiku itu ??
“sudah pulang toh anak mama ini ?? cepet
sana ganti baju trus makan dulu mama udah nyiapin makan malam untuk kamu” ibu
ku menyambut dengan hangat anaknya yang terlihat sangat lelah setelah
mengarungi lautan perkuliahaan yang berat. “papa mana ma ? tumben jam segini
belum pulang” mataku sambil menyari sosok putih kekar besar yang biasa ku sebut
dengan ayah. “masih ada kerjaan mendadak katanya dan nampaknya mulai besok mama
papa dan adikmu akan pergi ke manado untuk menjenguk kakekmu, sudah lama dia
ingin bertemu dengan ayahmu” mataku pun mendadak terbelalak sejenak karena
terkejut “ngedadak banget sih ma ? trus timo gimana dong di rumah ??” aku pun
menyambar karena tak mau di tinggal di rumah sendirian “ya udah kamu sendiri
dulu di rumah, ga akan lama kok kita cuman pergi selama seminggu aja ga lebih,
toh papamu juga ga bisa cuti lama-lama” jawab ibu ku santai sambil berjalan
menuju kamarnya. Aku hanya bisa menghela nafas karena seminggu kedepan tidak
akan ada sarapan dan makan malam yang siap tersaji di meja makan setiap hari
nya. Tetapi aku pun merasa santai karena tidak akan mendengar pekikan ayahku
setiap pagi dan harus mendengar ancaman-ancaman nya lagi setiap pagi.
Setelah mengerjakan beberapa tugas yang
begitu rumit dengan teori-teori Sigmund freud, Maslow dan beberapa tokoh-tokoh
yang bisa merubah paradigma lainnya, aku pun membuka jendela kamarku untuk
menikmati suasana malam hari yang cerah. Tak ada awan yang bergelantungan di
langit, bulan dan bintang bersinar cukup indah malam ini. Dengan maksud
bersantai sambil menikmati segelas kopi hangat yang baru saja aku bikin dan
sebungkus rokok yang masih utuh, pikiranku terbawa kembali ke mimpi semalam.
“mimpi apa aku semalam, kenapa begitu susah untuk di ingat” aku pun mulai
bergumam di dalam hati. Apa iya mimpi bisa menjadi sebuah pertanda ? aku
bukanlah seorang yang percaya dengan takhayul yang berbau klenik dan mistis,
aku adalah tipe orang yang realistis. Tetapi logika tidak bisa menjelaskan apa
arti mimpi semalam.
“mas timo ! syelo ada ?” teman adiku
memanggil dari bawah “ada kok masuk aja, jangan lupa ketok pintu dulu tapinya
oke !” aku pun menjawab dengan lantang dari jendela kamarku. Ahh buyar sudah
pikiranku yang tadinya sudah terfokus dengan mimpiku semalam karena teriakan
teman dari adiku tadi. Akupun melanjutkan menikmati malam ku sambil
mendengarkan lantunan merdu dari band Coldplay. Tak lama suara notification
line handphone ku berdering, saat ku lihat ada chat dari temanku Indah yang
menanyakan beberapa tugas apa saja yang harus di kerjakan untuk besok. “ndah
pernah ga sih kamu mimpi terus pas bangun lupa kamu mimpi apa ? tapi pas di
mimpi tuh kamu bener-bener bisa merasakan apa yang ada di sana, mataharinya,
dingin anginnya, dan bau-bau yang ada di mimpi khas banget padahal pas di mimpi
itu aku posisinya ada di kamarku sendiri” tanyaku penasaran. “ya ga aneh sih
le, emang kadang kita ga bisa nginget apa mimpi kita karena kita terlalu lelap
saat bermimpi, mungkin kamu kena lucid dream” jelas indah “hahhh ? apaan tuh ?
pokoknya kamu besok harus ngjelasin yah apa itu lucid dream” aku pun membalas
chat dari indah “iya iya bule, baca aja kali di google banyak” bule nama
panggilan ku yang tak bisa aku hindari lagi karena perawakanku yang putih,
hidung mancung dan mata berwarna coklat muda ini semua karena gen yang di
turunkan oleh ayahku. “ahhh lagi males baca abis ngerjain tugas nih cape besok
aja deh okeh jelasin eheheheh” jawabku sambil menutup chat window dari Indah.
Indah adalah teman dekatku selain Gara. Kita bertiga selalu menjadi sebuah
paket pertemanan yang tidak bisa di lepaskan terkecuali para monster lautan
ilmu lah yang bisa memisahkan kita karena perbedaan jam kuliah dan kelas.
Jam sudah menunjukan jam 11.00 malam,
suasana luar rumah pun menjadi sepi dan angin yang berhembus menjadi semakin
dingin. Tempat tidurku pun seakan memanggil untuk segera menikmati kenikmatan
berbaring di atasnya, tanpa pikir panjang aku pun langsung meloncat ke tempat
tidurku yang nyaman walaupun berantakan dan tak beraturan. Sambil mengingat
kembali beberapa deadline apakah telah aku kerjakan atau belum sambil mencek
timeline twitter yang sudah mulai sepi. Tak lama aku pun terlelap menuju nirwana
mimpi. Waktu seakan berhenti saat aku pergi ke alam bawah sadarku.
Aku pun terbangun di sebuah lorong
dingin di sebuah perkotaan kuno. Lorong dengan bebatuan basah karena air hujan.
Sayup-sayup terdengar suara yang asing dan tak biasa di telinga ku. Berusaha
untuk mengerti apa yang terjadi dan mencoba untuk mengingat ada dimana aku, aku
merasakan ada tarikan dari belakang dan menyeret ku untuk segera berlari
menjauhi lorong. Saat berlari aku pun melihat sosok yang tak asing, seorang
wanita dengan mantel hitam dan syal coklat. Aku di ajaknya ke sebuah rumah
gubuk di atas bukit. Tidak terlalu tinggi memang bukitnya tapi langsung bisa
merasakan angin dingin yang begitu menusuk ke tulang. Ini bukan angin di
wilayah iklim tropis, ini berbeda. Langsunglah aku di bawa masuk olehnya.
“untunglah aku datang di waktu yang tepat, memang apa kata sang master tidak
pernah salah” ucap wanita itu. Aku masih berusaha sadar dengan apa yang
terjadi, “hahh siapa sang master ? ada apa ini ? ini kenapa ??”tanyaku
bertubi-tubi sambil melihat sekelling.
(to be continue)
No comments:
Post a Comment