Sunday, April 17, 2016

Drama Romantis di Atas Lapangan Anfield

Drama pesta gol di Anfield
​​


14 April 2016, kota Liverpool berubah menjadi merah tidak ada warna biru setitikpun. dari sore para Kopites julukan untuk fans Liverpool memadati jalan-jalan menuju stadion. bendera, scarf, pyro, smoke bomb dan segala atribut yang berwarna merah dibawa untuk menyambut kedatangan tim Liverpool. Nyanyian keras nan lantang di teriakan para kopites untuk menyemangati Liverpool yang akan berhadapan dengan Borrussia Dortmund di lanjutan babak per empat final European League. Dengan bekal satu gol tandang membuat peluang Liverpool melaju ke semifinal cukup terbuka dengan hanya menahan imbang Dortmund tanpa gol. 


Di pub-pub yang menyiapkan bir fans Dortmund dan Liverpool saling akrab dengan menyanyikan lagu You'll Never Walk Alone bersama-sama. Sebuah pemandangan yang jarang sekarang, dimana fans yang akan bertanding minum bir bersama dan saling bercengkrama. Tapi disisi lain para kopites masih menunggu kedatangan para pemain dengan pyro dan smoke bomb berwarna merah yang seakan tidak ada habisnya. 
​​

LFC & BVB fans singin You'll Never Walk Alone



pemandangan yang sempat hilang dikala sudah beberapa musim terakhir Liverpool absen di liga tertinggi tingkat eropa membuat european night di Anfield sempat hilang, tetapi semalam seluruh fans Liverpool melampiaskannya. 
atmosphere before match (propaganda)

Sejam sebelum pertandingan fans Dortumund sudah memadati stand yang telah disiapkan untuk mereka, genderang drum pun di tabuh dengan keras, bendera-bendera yang biasa kita lihat di Signal Iduna Park pun siap di kibarkan untuk membuat "the yellow wall" mini. para kopites pun menyusul masuk kedalam stadion dengan masih menyanyikan chants andalan seperti field of anfield road, we are Liverpool dan yang lainnya menyemarakan pertandingan itu. Bagaikan final yang kepagian untuk kedua tim yang mempunyai sejarah besar di kancah Eropa. 

​​
mosaic from kop stand #JFT96


 Pertandingan pun akan segera dimulai. Klopp memasang line up yang cukup berani dengan mencadangkan Allen dan lebih memilih Firmino dan memasang Milner sebagai Centre Midfield. Sebelum pertandingan dimulai, pertandingan yang bertepatan sehari sebelum peringatan tragedi Hillsborough para pemain pun mengheningkan cipta untuk mengenang 96 fans Liverpool yang meninggal. lagi-lagi pemandangan yang mencengangkan tercipta di tribun Kop Stand dan tribun yang ditempati fans Dortmund. kedua fans membuat mosaic 96 untuk menghormati dan mengenang para fans yang meninggal di tragedi Hillsborogh. sebuah hal yang indah dimana sebelumnya saat melawan Man. United ada beberapa oknum yang mengejek tragedi ini. tapi sayang komentator Indonesia mulutnya ga bisa diem, udah tau one minute of silence. 

kick off ! permainan cepat pun langsung diperagakan oleh para pemain Dortmund dengan mengakusisi penguasaan bola. mereka seperti bermain di kandangnya dan tidak canggung untuk melepaskan tendangan-tendangan yang membuat jantung para kopites seluruh dunia seakan berhenti berdetak, dan memang Tuchel seakan belajar dari pertandingan pertama. Memanfaatkan kocar-kacirnya lini pertahanan Liverpool yang di gempur habis-habisan oleh Aubameyang, Reus dan Mkithrayan berbuah hasil, Aubameyang yang lepas dari kawalan melepaskan tendangan tapi masih bisa di blok oleh Mignolet dan entah dari mana Mkithryan menyambar dan 1-0 untuk Dortmund. sebuah gol tandang yang merubah segala game plan Juergen Klopp pada pertandingan ini. Liverpool harus menang dengan lebih dari dua gol atau tunduk dari Dortmund karena aggregat. Belum lah habis bernafas para pemain bertahan Liverpool, duo Sakho-Lovren seakan gugup di terjang cepatnya permainan Dortmund. Umpan terobosan Reus yang membelah lapangan dari tengah sampai di kaki Aubameyang dan 2-0 Dortmund unggul. 

tabuhan drum dari fans Dortmund semakin kencang, bendera kuning hitam semakin berkibar di Anfield. Kopites tahu bila para pemain membutuhkan dukungan dari mereka, para kopites pun tak mau kalah saing oleh tamunya yang memakan drum. teriakan, tepukan tangan dan nyanyian semakin kencang menyaingi fans Dortmund yang kegirangan melihat Dortmund meratakan lapangan Anfield dengan indahnya. 45 menit babak pertama pun selesai, sebuah horror yang mencekam, lebih-lebih dari film The Conjuring, Kuntilanak, dan film-film horror Suzana lainya. para Kopites seakan harus siap menelan kembali kekecewaan dimana para pemainnya tidak bisa memuaskan hasrat mereka melihat Liverpool kembali berjaya. Tetapi hal itu tak menurunkan volume suara mereka. Nyanyian You'll Never Walk Alone semakin kencang terdengar disetiap sudut Anfield. membuat saya kembali ke 11 tahun yang lalu dimana Liverpool pernah di posisi ini dan bisa membalikan keadaan. 

45 menit kedua pun dimulai. Liverpool tidak merubah komposisi pemain tetapi dari permainan jelas ada perbedaan dengan posisi Firmino dan Milner. Pertarungan dilini tengah kedua tim sangatlah sengit, Weighl dan Castro sukses mengunci dobrakan Lallana, Coutinho, dan Firmino untuk memberikan bola ke Origi. tetapi passing satu dua yang sederhana dari Emre Can ke Coutinho kembali ke Can dan bola melaju ke Origi membuatnya dia mendapat peluang 1 on 1 dengan Weindefeller yang selama babak pertama hanya ngopi di bawah gawang harus menerima kenyataan gawangnya dibobol bocah 20 tahun. Kop Stand berteriak, semua penonton meloncat kegirangan karena dengan gol ini membuat Liverpool ada asa untuk membalikan keadaan. skor 1-2 dengan keunggulan Dortmund, dan Liverpool harus membuat dua gol lagi untuk lolos. seperti disambar petir di siang bolong tak berawan, Marco Reus seakan menaburkan garam di luka Liverpool dengan srobotannya dan membuat skor menjadi 3-1. ketinggalan 3 kali, Klopp pun langsung memasukan 'the saviour' Joe Allen dan Daniel Sturridge untuk menambah keseimbangan dan daya dobrak Liverpool yang mandek di kaki Cou, Lallana atau Firmino. 

Mission Impossible pun harus dijalani oleh Liverpool, mencetak tiga gol lagi untuk lolos atau pasrah saja. Kopites seakan tidak sabar melihat permainan Liverpool yang tak terkoodinir dengan apik. menit 66 Coutinho yang dijaga ketat mendapat bola dari Moreno dan menggiringnya diluar kotak penalti Dortmund, placing manisnya masuk ke ujung kiri gawang Weindefeller. Lagi-lagi kopites di Kop Stand meloncat menyambut gol Coutinho. 2-3 di papan skor, dua gol lagi untuk lolos. Keluarnya Reus, dan Kagawa membuat Dortmund mengurangi tensi penyerangan dan berharap bisa menahan laju lini tengah Liverpool yang hidup saat Allen masuk dengan memasukan Ilkay Gundongan. Adu taktik dua manager hebat menurut saya di pertandingan semalam. Kecermatan Klopp melihat adanya celah di lini tengah dortmund untuk di bombardir membuat Allen seakan luwes mengalirkan bola. tendangan sudut pun didapatkan Liverpool dari sisi kanan gawang Weindefeller. Eksekusi Milner yang bener-bener sampah banget akhirnya sampai di kepala Sakho dan dia menceploskannya ke gawang tanpa terkawal. 3-3 !! tensi semakin memuncak, adrenalin dari kedua fans semakin naik ketitik tertinggi.

Waktu yang menunjukan sepuluh menit sebelum pertandingan usai dengan skor yang imbang, kesalahan sedikit akan merubah cerita dalam pertandingan ini. Penonton pun berdiri harap-harap cemas menantikan gol ke-empat atau mau tak mau Liverpool gugur. gelombang serangan Liverpool seakan tidak berhenti melahap lini pertahanan Dortmund yang sudah hampir kehabisan bensin dan tenaga karena tingginya pressing yang dilakukan sepanjang babak kedua. Waktu menunjukan menit ke-88, saya sudah pasrah sesungguhnya dan ikhlas dengan hasil karena saya rasa kedua tim menunjukan sajian sepak bola terhebat sepanjang musim ini di European League. Tendangan bebas pun didapatkan kembali oleh Liverpool. jaraknya cukup jauh dari gawang, 7-8 pemain Liverpool sudah siap menerima long pass dari Milner, tetapi semua itu berubah saat Milner memberikan bola trobosan ke Sturridge. Sturridge yang langsung ditempel dua pemain Dortmund membuka ruang untuk Milner masuk dan melepaskan umpan silang dan tebak siapa yang menerima ??? 
                             


DEJAN LOVREN !! SUNDULANNYA JELAS MEROBEK JALA GAWANG DORTMUND, THOMAS TUCHEL DAN HATI PARA FANS DORTMUND !! 
​​

 Anfield bergemuruh lebih keras ! smoke bomb, pyro atau apapun itu dibakar seakan membuat Dortmund merasakan neraka karena kabut merah pun langsung terasa di lapangan. seluruh pemain berlari menuju Kop Stand untuk merayakannya ! Dejan Lovren yang tahun lalu membuat Liverpool tersingkir kali ini membawa Liverpool lolos ke semifinal dengan sangat sangat dramatis, karena gol tercipta saat memasuki injury time ! Emre Can yang cedera pun ikut berlari menyusul teman-temanya tanpa memakai sepatu sebelah. Kopites merayakannya dengan sukacita, sebuah keajaiban yang selalu terjadi di sepak bola. 
Sebuah cerita yang kembali terulang saat Gerrard bisa merobohkan gawang Olimpiakos di Anfield dengan tendangan roketnya! inilah Liverpool yang saya kenal, bertenaga, tak kenal menyerah dan siap memberikan senyuman untuk Kopites di akhir laga. 

You'll Never Walk Alone semakin kencang terdengar, sampai akhirnya wasit meniupkan peluit panjang dan membuat Liverpool lolos ke semifinal dengan sebuah drama dimana tidak semua tim bisa membalikan keadaan dengan defisit lebih dari dua gol ! 

sebuah cerita yang tak akan hilang di benak setiap para fans Liverpool seluruh dunia. Karena Anfield adalah Anfield ! bukan hanya sebuah stadion tetapi rumah untuk para fans Liverpool yang siap membakar dan mendongkrak semangat para pemain yang bermain di lapangan. 

sebuah kisah drama romantis dalam sepak bola dari Liverpool FC

-alta titus-

No comments:

Post a Comment