Drama pesta gol di Anfield
14 April
2016, kota Liverpool berubah menjadi merah tidak ada warna biru setitikpun.
dari sore para Kopites julukan untuk fans Liverpool memadati jalan-jalan menuju
stadion. bendera, scarf, pyro, smoke bomb dan segala atribut yang berwarna
merah dibawa untuk menyambut kedatangan tim Liverpool. Nyanyian keras nan
lantang di teriakan para kopites untuk menyemangati Liverpool yang akan
berhadapan dengan Borrussia Dortmund di lanjutan babak per empat final European
League. Dengan bekal satu gol tandang membuat peluang Liverpool melaju ke
semifinal cukup terbuka dengan hanya menahan imbang Dortmund tanpa gol.
Di pub-pub
yang menyiapkan bir fans Dortmund dan Liverpool saling akrab dengan menyanyikan
lagu You'll Never Walk Alone bersama-sama. Sebuah pemandangan yang jarang
sekarang, dimana fans yang akan bertanding minum bir bersama dan saling
bercengkrama. Tapi disisi lain para kopites masih menunggu kedatangan para
pemain dengan pyro dan smoke bomb berwarna merah yang seakan tidak ada
habisnya.
LFC & BVB fans singin You'll Never Walk Alone
pemandangan
yang sempat hilang dikala sudah beberapa musim terakhir Liverpool absen di liga
tertinggi tingkat eropa membuat european night di Anfield sempat
hilang, tetapi semalam seluruh fans Liverpool melampiaskannya.
atmosphere before match (propaganda)
Sejam sebelum
pertandingan fans Dortumund sudah memadati stand yang telah disiapkan untuk
mereka, genderang drum pun di tabuh dengan keras, bendera-bendera yang biasa
kita lihat di Signal Iduna Park pun siap di kibarkan untuk membuat "the
yellow wall" mini. para kopites pun menyusul masuk kedalam stadion
dengan masih menyanyikan chants andalan seperti field of anfield
road, we are Liverpool dan yang lainnya menyemarakan pertandingan itu.
Bagaikan final yang kepagian untuk kedua tim yang mempunyai sejarah besar di
kancah Eropa.
mosaic from kop stand #JFT96
Pertandingan
pun akan segera dimulai. Klopp memasang line up yang cukup berani dengan
mencadangkan Allen dan lebih memilih Firmino dan memasang Milner sebagai Centre
Midfield. Sebelum pertandingan dimulai, pertandingan yang bertepatan sehari
sebelum peringatan tragedi Hillsborough para pemain pun mengheningkan cipta
untuk mengenang 96 fans Liverpool yang meninggal. lagi-lagi pemandangan yang
mencengangkan tercipta di tribun Kop Stand dan tribun yang ditempati fans
Dortmund. kedua fans membuat mosaic 96 untuk menghormati dan mengenang para
fans yang meninggal di tragedi Hillsborogh. sebuah hal yang indah dimana
sebelumnya saat melawan Man. United ada beberapa oknum yang mengejek tragedi
ini. tapi sayang komentator Indonesia mulutnya ga bisa diem, udah tau one
minute of silence.
kick off !
permainan cepat pun langsung diperagakan oleh para pemain Dortmund dengan
mengakusisi penguasaan bola. mereka seperti bermain di kandangnya dan tidak
canggung untuk melepaskan tendangan-tendangan yang membuat jantung para kopites
seluruh dunia seakan berhenti berdetak, dan memang Tuchel seakan belajar dari
pertandingan pertama. Memanfaatkan kocar-kacirnya lini pertahanan Liverpool
yang di gempur habis-habisan oleh Aubameyang, Reus dan Mkithrayan berbuah
hasil, Aubameyang yang lepas dari kawalan melepaskan tendangan tapi masih bisa
di blok oleh Mignolet dan entah dari mana Mkithryan menyambar dan 1-0 untuk
Dortmund. sebuah gol tandang yang merubah segala game plan Juergen Klopp pada
pertandingan ini. Liverpool harus menang dengan lebih dari dua gol atau tunduk
dari Dortmund karena aggregat. Belum lah habis bernafas para pemain bertahan
Liverpool, duo Sakho-Lovren seakan gugup di terjang cepatnya permainan
Dortmund. Umpan terobosan Reus yang membelah lapangan dari tengah sampai di
kaki Aubameyang dan 2-0 Dortmund unggul.
tabuhan drum
dari fans Dortmund semakin kencang, bendera kuning hitam semakin berkibar di
Anfield. Kopites tahu bila para pemain membutuhkan dukungan dari mereka, para
kopites pun tak mau kalah saing oleh tamunya yang memakan drum. teriakan,
tepukan tangan dan nyanyian semakin kencang menyaingi fans Dortmund yang
kegirangan melihat Dortmund meratakan lapangan Anfield dengan indahnya. 45
menit babak pertama pun selesai, sebuah horror yang mencekam, lebih-lebih dari
film The Conjuring, Kuntilanak, dan film-film horror Suzana lainya. para
Kopites seakan harus siap menelan kembali kekecewaan dimana para pemainnya
tidak bisa memuaskan hasrat mereka melihat Liverpool kembali berjaya. Tetapi hal
itu tak menurunkan volume suara mereka. Nyanyian You'll Never Walk Alone
semakin kencang terdengar disetiap sudut Anfield. membuat saya kembali ke 11
tahun yang lalu dimana Liverpool pernah di posisi ini dan bisa membalikan
keadaan.
45 menit
kedua pun dimulai. Liverpool tidak merubah komposisi pemain tetapi dari
permainan jelas ada perbedaan dengan posisi Firmino dan Milner. Pertarungan
dilini tengah kedua tim sangatlah sengit, Weighl dan Castro sukses mengunci
dobrakan Lallana, Coutinho, dan Firmino untuk memberikan bola ke Origi. tetapi
passing satu dua yang sederhana dari Emre Can ke Coutinho kembali ke Can dan
bola melaju ke Origi membuatnya dia mendapat peluang 1 on 1 dengan Weindefeller
yang selama babak pertama hanya ngopi di bawah gawang harus menerima kenyataan
gawangnya dibobol bocah 20 tahun. Kop Stand berteriak, semua penonton meloncat
kegirangan karena dengan gol ini membuat Liverpool ada asa untuk membalikan
keadaan. skor 1-2 dengan keunggulan Dortmund, dan Liverpool harus membuat dua
gol lagi untuk lolos. seperti disambar petir di siang bolong tak berawan, Marco
Reus seakan menaburkan garam di luka Liverpool dengan srobotannya dan membuat
skor menjadi 3-1. ketinggalan 3 kali, Klopp pun langsung memasukan 'the
saviour' Joe Allen dan Daniel Sturridge untuk menambah keseimbangan dan
daya dobrak Liverpool yang mandek di kaki Cou, Lallana atau Firmino.
Mission
Impossible pun harus dijalani oleh Liverpool, mencetak tiga gol lagi untuk
lolos atau pasrah saja. Kopites seakan tidak sabar melihat permainan Liverpool
yang tak terkoodinir dengan apik. menit 66 Coutinho yang dijaga ketat mendapat
bola dari Moreno dan menggiringnya diluar kotak penalti Dortmund, placing
manisnya masuk ke ujung kiri gawang Weindefeller. Lagi-lagi kopites di Kop
Stand meloncat menyambut gol Coutinho. 2-3 di papan skor, dua gol lagi untuk
lolos. Keluarnya Reus, dan Kagawa membuat Dortmund mengurangi tensi penyerangan
dan berharap bisa menahan laju lini tengah Liverpool yang hidup saat Allen
masuk dengan memasukan Ilkay Gundongan. Adu taktik dua manager hebat menurut
saya di pertandingan semalam. Kecermatan Klopp melihat adanya celah di lini
tengah dortmund untuk di bombardir membuat Allen seakan luwes mengalirkan bola.
tendangan sudut pun didapatkan Liverpool dari sisi kanan gawang Weindefeller.
Eksekusi Milner yang bener-bener sampah banget akhirnya sampai di kepala Sakho
dan dia menceploskannya ke gawang tanpa terkawal. 3-3 !! tensi semakin
memuncak, adrenalin dari kedua fans semakin naik ketitik tertinggi.
Waktu yang
menunjukan sepuluh menit sebelum pertandingan usai dengan skor yang imbang,
kesalahan sedikit akan merubah cerita dalam pertandingan ini. Penonton pun
berdiri harap-harap cemas menantikan gol ke-empat atau mau tak mau Liverpool
gugur. gelombang serangan Liverpool seakan tidak berhenti melahap lini
pertahanan Dortmund yang sudah hampir kehabisan bensin dan tenaga karena
tingginya pressing yang dilakukan sepanjang babak kedua. Waktu menunjukan menit
ke-88, saya sudah pasrah sesungguhnya dan ikhlas dengan hasil karena saya rasa
kedua tim menunjukan sajian sepak bola terhebat sepanjang musim ini di European
League. Tendangan bebas pun didapatkan kembali oleh Liverpool. jaraknya cukup
jauh dari gawang, 7-8 pemain Liverpool sudah siap menerima long pass dari
Milner, tetapi semua itu berubah saat Milner memberikan bola trobosan ke
Sturridge. Sturridge yang langsung ditempel dua pemain Dortmund membuka ruang
untuk Milner masuk dan melepaskan umpan silang dan tebak siapa yang
menerima ???
DEJAN LOVREN
!! SUNDULANNYA JELAS MEROBEK JALA GAWANG DORTMUND, THOMAS TUCHEL DAN HATI PARA
FANS DORTMUND !!
Anfield
bergemuruh lebih keras ! smoke bomb, pyro atau apapun itu dibakar seakan
membuat Dortmund merasakan neraka karena kabut merah pun langsung terasa di
lapangan. seluruh pemain berlari menuju Kop Stand untuk merayakannya ! Dejan
Lovren yang tahun lalu membuat Liverpool tersingkir kali ini membawa Liverpool
lolos ke semifinal dengan sangat sangat dramatis, karena gol tercipta saat
memasuki injury time ! Emre Can yang cedera pun ikut berlari menyusul
teman-temanya tanpa memakai sepatu sebelah. Kopites merayakannya dengan
sukacita, sebuah keajaiban yang selalu terjadi di sepak bola.
Sebuah cerita
yang kembali terulang saat Gerrard bisa merobohkan gawang Olimpiakos di Anfield
dengan tendangan roketnya! inilah Liverpool yang saya kenal, bertenaga, tak
kenal menyerah dan siap memberikan senyuman untuk Kopites di akhir laga.
You'll Never
Walk Alone semakin kencang terdengar, sampai akhirnya wasit meniupkan peluit
panjang dan membuat Liverpool lolos ke semifinal dengan sebuah drama dimana
tidak semua tim bisa membalikan keadaan dengan defisit lebih dari dua gol
!
sebuah cerita
yang tak akan hilang di benak setiap para fans Liverpool seluruh dunia. Karena
Anfield adalah Anfield ! bukan hanya sebuah stadion tetapi rumah untuk para
fans Liverpool yang siap membakar dan mendongkrak semangat para pemain yang
bermain di lapangan.
sebuah kisah drama romantis dalam sepak bola dari Liverpool FC
-alta titus-
No comments:
Post a Comment